PERINGATAN !
Kalau mau membaca
tulisan ini, hati anda harus tulus dan berpikiran netral !
Ingat !
Tulisan ini bukan bermakna perbandingan dan bukan mencari kesalahan !
Karena hanya salah satu kitab saja yang dibaca !
Maka tulisan ini membantu anda dan siapa saja
Maka tulisan ini membantu anda dan siapa saja
yang mau mengetahui fakta tertulis tentang adanya
“hubungan tersembunyi”
antara ayat-ayat Al Quran terhadap Injil.
Dilema dari generasi ke generasi !
Suatu alasan mengapa
tokoh Injil di Al Quran harus tertulis
dengan memakai nama : “Isa Al Masih ?”
Sebab disaat Al Quran diturunkan bahkan sampai hari ini
memang nama :
“Yesus Kristus”
yang terlebih dahulu
tertulis di Injil tidak lazim lagi disebut nabi !
Oleh karena itu Al Quran
untuk menceritakan kembali sejarah masing-masing nabi dengan kitabnya, maka tokoh Injil di
Al Quran memang harus memakai nama samaran
Al Quran memang harus memakai nama samaran
yaitu : “Isa
putera Maryam !”
Disebut “nama samaran” karena nama asli seseorang tidak dapat diterjemahkan bahkan tidak akan
berubah bunyinya walau ditulis dengan bahasa apapun !
Dengan demikian semua
ayat-ayat tentang “nabi Isa” tergolong
samara-samar atau disebut
“ayat Mutasyabihat”, dimana jenis ayat
tersebut
jika tidak diteliti
dengan mendalam maka bisa menimbulkan fitnah
(Q.3:7).
Karena Al Quran diturunkan (600 tahun setelah Injil beredar) dimana cerita tokoh Injil tidak tertulis dengan nama asli (Yesus), jadi mulai disaat itu status “Yesus Kristus” diperselisihkan oleh orang yang hanya
membaca
Al Quran saja tanpa diteliti sambil membaca Injil Kristus (Q.43:63).
Al Quran saja tanpa diteliti sambil membaca Injil Kristus (Q.43:63).
Hal itu yang tidak dipahami
oleh hampir semua orang tanpa terkecuali.
Akibatnya menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi, sehingga sulit
memahami makna tujuan dari Al Quran yaitu secara tersamar untuk menegakkan
kebenaran terhadap kitab sebelumnya / Injil
! (Q.12:111).
Jadi bagi orang yang
“tinggi hati” sulit membuktikan Yesus adalah Tuhan
Sebab di dalam Injilpun Yesus tidak pernah mengatakan “akulah Tuhan !”
Tetapi mereka yang sudah
meneliti Al Quran
dan Injil dengan benar dapat
menyimpulkan bahwa: Tanpa Al Quran memang sulit untuk membuktikan secara tertulis bahwa Yesus Kristus (dalam Injil) adalah Tuhan!
Mengapa disebut "kafir" kalau orang mengatakan
"Al Masih Isa putera Maryam" adalah Tuhan ?
Hal itu bertujuan agar pembaca tidak tersesat oleh "nama" tersebut.
Sebab tokoh pembawa Injil yang diceriterakan dalam Al Quran
hanyalah figur "anak manusia" yang suci saja.
Karena Allah Maha Tahu bahwa sejak awal Injil beredar bahkan sampai dengan hari ini "nama asli" dari tokoh utama yang tertulis di dalamnya kurang berkenan bagi hampir semua orang Yahudi dizaman itu kemudian orang mu'min / Islam sampai sekarang.
"Bacaan umum tentang akhirat"
Bacaan ini ringan tetapi sungguh berat bagi mereka yang "tinggi hati".
Bacaan ini memberikan penjelasan bahwa pertentangan antara Al Quran dan Injil dikarenakan kekeliruan dalam pikiran manusia serta pengaruh gangguan ghaib yang jahat !
Bacaan ini memberikan penjelasan bahwa ayat-ayat Al Quran yang bermakna “peringatan” tentang akhirat akibat menyangkal Tuhanmu "Yang menguasai hari pembalasan".
Tulisan ini adalah "Fakta"
yang tidak pernah berubah dan
bukan untuk diperdebatkan !
Kalau merasa berat atas penjelasan diatas.
Tinggalkanlah Blog ini !
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
Tulisan ini merupakan hal biasa yaitu membahas
hubungan antara ayat-ayat Al Quran terhadap Injil.
Tetapi maknanya supaya pembaca berpikir kembali bahwa
nasib masing-masing pribadi kelak di akhirat merupakan
hasil pilihan semasa hidupnya.
|
Misteri adalah sesuatu yang masih belum diketahui, “suatu saat” misteri itu bisa terungkap!
Al Quran surat 38. SHAAD : 88 yaitu; Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran)berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.
Ayat diatas mengandung sebuah "isarat" bahwa pembaca suatu saat akan mengetahui arti sebuah"kebenaran", jadi jelas bukan sebuah "kesalahan" (yang dicari !).
Jadi sampai hari ini tanpa disadari oleh sebagian besar pembaca Al Quran bahwa: "kebenaran" yang hakiki dalam Al Quran masih merupakan sebuah "misteri".
Itulah bukti bahwa isi dari surat 38.SHAAD : 88 merupakan sebuah alasan kuat bahwa kitab Al Quran memang isinya harus “dikaji” dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan yang bermakna positip dari hasil “pengkaji-an” tersebut, jadi jelas bukan sekedar dilafalkan saja !
Kalau hal itu tidak dicermati dengan baik maka dapat berakibat fatal yaitu hanya "pembenaran diri" yang timbul bagi setiap pembaca Al Quran, karena sifat dasar dari manusia tanpa terkecuali pada umumnya egois yaitu "akulah yang paling benar !"
Akibatnya dapat menyalahkan pendapat para pembaca kitab-kitab terdahulu, bahkan kitab-kitab terdahulupun ikut disangkal / difitnah palsu dengan berbagai macam alasan !
Tulisan ini hanya memberikan penjelasan akan inti permasalahan yang menimbulkan "perdebatan panjang"dari generasi ke-generasi yaitu masalah antara Al Quran dan Injil !
Oleh karena itu blog ini hanya bertujuan agar pembaca mengerti:
Siapa Yesus Kristus dalam Injil ?
Siapa Isa Al Masih dalam Al Quran ?
Kalau pembaca sudah memahaminya maka tidak akan lagi memperdebatkan antara Al Quran dan Injil.
Walaupun kisah kehidupan Yesus Kristus telah berlalu dan kisahNya hanya tinggal sejarah yang tertulis dalam "kitab Injil". Maka siapakah Yesus Kristus sesungguhNya ?
Dan yang lebih penting lagi kita harus tahu siapa “Dia” / Yesus Kristus sekarang dan nanti !
Sebab di dalam kitab Injil hanya kisah tentang kehidupan Yesus Kristus diwaktu hadir ke dunia sebagai "Anak Manusia utuh tanpa dosa", sehingga sulit untuk memahami siapa “Dia” yang sesungguhNya.
Mengapa nama "Yesus Kristus" dalam Qur'an berubah menjadi Isa?
Kalau Isa sama dengan Yesus, mengapa di dalam Al Quran tidak satupun ayat yang menyebut lagi bahwanabi Isa akan datang kembali kedunia untuk mengumpulkan semua manusia diakhir zaman ?, seperti tertulis di Injil Matius 25:31-32.
Dalam Injil tertulis posisi/status Yesus Kristus sebagai "Anak Manusia" diakhir zaman
mempunyai wewenang akan mengumpulkan semua orang untuk diadili.
Akan tetapi (600 tahun kemudian setelah Injil) hanya kitab Hadits saja yang menegaskan
lagi hal tersebut hanya saja memakai nama Isa Almasih (yang akan datang diakhir zaman) , dimana namatersebut dalam Al Quran dikenal sebagai nabi "pembawa Injil".
Oleh karena sebelum ada Al Quran dimana nama Yesus Kristus sudah dikenal
tertulis di Injil, maka para pembaca Al Quran tidak salah dengan "anggapan"
bahwa nabi pembawa Injil bernama “Isa Al Masih” adalah "Yesus Kristus !"
Dengan demikian bahwa nama "Isa" dalam Al Quran hanyalah merupakan figur dari tokoh utama yang tertulis di Injil, yaitu sosok "Anak Manusia" yang bernama asli Yesus Kristus.
Sedangkan "wewenang diakhir zaman" Al Quran tidak menulis kembali posisi/status dari figur nama tersebut sebagai "Anak Manusia" seperti layaknya tertulis di Injil Matius 25:31-32.
Akan tetapi dengan jelas di dalam Al Quran hal tersebut sudah berubah dengan tujuan
menghimbau semua orang mu'min / Islam di seluruh dunia agar jangan lagi beranggapan bahwa Yesus Kristsus adalah "Anak Manusia" melainkan, Katakanlah: "Tuhan kita" akan mengumpulkan kita semua(Q.34:26).
Injil Matius 25:31-32
31; Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya......
32; Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya.........
Setelah 600 tahun kemudian kitab Al Quran menegaskan kembali hal itu, tetapi tidak lagi menyebut sosok “Anak manusia” ataupun namaNya melainkan tertulis dengan
nada menghimbau agar menyebut status dari wewenangNya saja.
Q,34:26 ; Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua......
Jadi jelas bahwa: "Anak manusia" di Injil = "Tuhan kita" di Al Quran !
Jadi jelas bahwa: "Anak manusia" di Injil = "Tuhan kita" di Al Quran !
Oleh karena itu kalau kita mengkaji Al Quran dan membaca kitab Hadits disertai membaca “Injil Kristus”dengan teliti dan benar, maka akan didapati keterangan yang lebih jelas tentang sosok nama “Isa” yang ditegaskan di dalama Al Quran sebagai seorang nabi pembawa Injil, dan yang dikatakan oleh rasul Muhammad di dalam Hadits bahwa “diakhir zaman Isa seorang nabi pembawa Injil akan datang kembali ke dunia”.
Maka
jelas secara tersamar dari awalnya
Al Quran mendukung
/ menegakan "kebenaran" Injil yang memang "sudah
benar", bahwa "Dia" Yesus Kristus (pembawa berita gembira / Injil) sesungguhnya adalah Tuhan sendiri / "Ruh Allah" yang pernah hidup menjelma dalam
wujud sebagai "Anak Manusia"
(600 tahun sebelum Al Quran ada / tersirat di
Q19:17), dan sekarang telah kembali ke-asalNya Sorga.
Oleh karena sejarah telah mencatat hal
tersebut, maka sampai hari inipun manusia ada yang percaya adapula yang
menyangkal.
Jadi tidak heran karena “sosok Tuhan” pernah dilihat oleh manusia maka “Tuhan” diperdebatkan, oleh karena “sosok Allah” tidak pernah terlihat manusia maka “Allah” tidak pernah diperdebatkan
!
Maka jelas secara tersamar dari awalnya Al Quran mendukung / menegakan "kebenaran" Injil yang memang "sudah benar", bahwa "Dia" Yesus Kristus (pembawa berita gembira/Injil) sesungguhnya adalah Tuhan sendiri/ "Ruh Allah" yang pernah hidup menjelma sebagai "Anak Manusia" (600 tahun sebelum Al Quran ada / tersirat di Q19:17), dan sekarang telah kembali ke-asalNya Sorga.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sejak awal ayat tersebut (Q.34:26) diturunkan merupakan sebuahpenegasan tersamar bagi orang mu'min / Islam yang sudah pernah membaca atau mendengarkan berita“Injil Kristus” supaya berpikir bahwa kalau nanti diakhir zaman "Anak Manusia" Yesus Kristus seperti tertulis di Injil jadi datang kembali kedunia ini, maka semua orang mu'min / Islam dan semua orang tanpa terkecuali disaat itu (hari kiamat) harus mengakui dengan mengatakan bahwa: "Yesus Kristus itu adalah Tuhan !"
Sebab "Dialah" yang mengumpulkan kita semua !
Oleh karena itulah tujuan Al Quran diturunkan dizaman itu untuk memberikan penjelasan kembali kepada pembacanya secara tersamar agar mengerti bahwa sosok “Anak manusia” yang tertulis di Injil sesungguhnya adalah “Tuhanmu!”, itulah sebabnya Q.34:26 isinya bermakna sebuah himbauan : Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua !
(Hal itu tidak akan bisa dimengerti kalau tidak membaca “Injil Kristus”).
Ket: Itulah sebabnya begitu pentingnya Al Quran diturunkan setelah Injil beredar di jazira arab,sebab tanpa Al Quran semua orang awam yang “berpikiran kritis” akan sulit untuk membuktikan secara tertulis bahwa Yesus Kristus (di Injil) adalah Tuhan!
Karena sampai dengan hari ini belum juga tiba hari kiamat !
Maka semua orang mu'min / Islam sampai hari inipun terserah mau percaya atau tidak (tanpa paksaan) kepada Tuhan Yesus Kristus yang akan datang kembali diakhir zaman.
Akan tetapi bagi mereka yang semasa hidupnya menyangkal sosok Tuhan yang akan“mengumpulkan kita” maka di dalam Al Quran itu sendiri Allah pun memberikan gambaran hukuman yang merupakan konsekuensi akibat dari penyangkalan tersebut .
( Hal tersebut tidak akan bisa dimengerti kalau tidak membaca Injil dengan benar >penjabaran dibawah).
Itulah bukti dalam Al Quran segala kesimpulan dari hasil “pengkajian” terserah bagi si-pembacanya tanpa paksaan, oleh karena itu masuk Islam-pun tidak ada paksaan !
Akan tetapi kita harus ingat bahwa orang berIman harus mengimani adanya "hari kiamat !"
Dengan demikian kalau semua orang mu'min / Islam yang sedang mengkaji Al Quran telah membaca atau mendengarkan berita Injil Kristus dan menyimaknya dengan benar sehingga dapat menyadari adanya hubungan ayat Injil dengan ayat tersebut dalam Al Quran yang bermakna himbauan : Q.34:26 (Katakanlah:"Tuhan kita)
Ket: Bahwa sebagian dari ayat-ayat Al Quran yang diawali dengan
“suku kata himbauan” pasti secara tersamar sedikitnya makna dari isi ayat tersebut berhubungan / menyinggung tentang Injil Kristus, oleh karena itu ayat tersebut secara tersamar menghimbau pembaca agar memperhatikan makna yang tersirat di dalamnya. Hal inilah yang tidak disadari bagi semua pembaca Al Quran karena tidak memahaminya, apalagi bagi yang tidak pernah membaca Injil Kristus dengan tulus.
Contoh beberapa ayat yang diawali dengan kata-kata himbauna : Q.3:55> “Ingatlah”, Q.23:29>“berdo’alah”, Q.5:68 - Q.34:26> “Katakanlah” dan lainnya. (Penjabaran dibawah)
Maka dapat dipastikan sejak awal Al Quran diturunkan kalau saja semua orang mengkajinya dengan teliti dan disertai membaca Injil, dengan demikian apa yang selalu "diperselisihkan"tentang keTuhanan Yesus Kristus seharusnya sudah selesai !
Jadi kalau merujuk kepada kitab Injil maka bisa disimpulkan ayat Q.34:26 bermakna :
"Sudah basi" kalau orang masih beranggapan Yesus Kristus bukan Tuhan !
Oleh karena itu sekarang ini keraguan tentang Tuhan Yesus Kristus di Injil tidak perlu timbul kalau kita meyakini Al Quran adalah Firman Allah !
Karena Allah sudah berpesan dengan kalimat; Katakanlah: "Tuhan kita!"
"Tuhan kita" artinya Tuhan milik semua orang yang percaya kepadaNya !
Hal diatas tidak akan kita ketahui bahkan sulit sekali kalau kita terlebih dahulu tidak membaca Taurat dan Injil dengan hati yang tulus dan disertai dengan hikmat Allah.
Dengan membaca Injil Kristus maka kita akan lebih mudah dalam hal mengkaji Al Quran untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan apa maksud dari ayat-ayat yang ada di dalamnya, dan dengan catatan bukan untuk mencari perbandingan atau kesalahan Injil terhadap Al Quran!
Dan disaat membaca Al Quran pun harus dengan akal yang dilandasi dengan pikiran "netral" serta kembali kepada fitrah diri masing-masing pembaca.
Sedangkan himbauan untuk membaca kitab Taurat dan Injil-pun sudah tertulis di
Al Quran surat 5. AL MAAIDAH:68
Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
Keterangan :
-Jelas bahwa Kitab itu berbentuk buku yang isinya tulisan, berarti untuk menegakkan ajaran- ajaran yang ada di dalamnya maka harus dibaca.
Semua "Ahli Kitab saja dihimbau untuk membaca Injil apalagi orang awam!
- Pada kalimat akhir (Q.5:68); karena “Allah Maha Adil” maka tidaklah mungkin Al Quran membuat orang yang tidak tahu menahu tentang isinya menjadi “durhaka ataupun kafir”.
Perlu dipahami disini: Ayat tersebut Q.5:68 sejak awal diturunkan dizaman itu tetap berlaku hingga kini, dan maknanya jelas ditujukan untuk kaum Yahudi yang hanya membaca Taurat saja, dan kaum yang lainnya termasuk kita yang hanya membaca Al Quran !, sehingga makna dalam ayat tersebut menghimbau agar membaca Injil jangan dilupakan.
Jadi himbauan tersebut bukan untuk kaum Nasrani, sebab mereka kaum Nasrani sebelum ada Al Quransampai kini selalu membaca Taurat dan Injil yang disebut "Al kitab !".
-Pada ayat tersebut dalam bahasa aslinya memang tidak ada tertulis suku kata "Al Quran", kalau sebagian kitab terjemahan ada tertulis suku kata "Al Quran", hal itu menjadi tidak masuk akal sebab ayat yang kita baca sudah berada di dalam Al Quran itu sendiri yang membuat pembaca tahu akan anjuran / perintah untuk membaca "Taurat dan Injil".
Oleh karena itu Al Quran yang sudah diterjemahkan dalam bahasa apapun selalu disertai text aslinya (Arab), dengan tujuan untuk mengklarifikasi segala kebenaran ataupun kesalahan / kekeliruan dari hasil terjemahan,supaya cepat cek ulang terhadap text aslinya !
Contoh ayat pada kitab Al Quran "terbitan/cetakan tertentu" yang diterjemahkan tidak sesuai lagi dengan text aslinya (Arab).
Contoh pada surat 1. AL FAATIHAH:7
Q.1 ayat 7 : (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan ni' mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani).
Ayat diatas jelas bahwa suku kata di dalam kurung yaitu; suku kata "Yahudi" "Nasrani" tidak terdapat pada text aslinya.
Hal inilah yang sangat riskan apabila di baca oleh seseorang, sehingga dapat menimbulkan fitnah bahkan bisa mengganggu hubungan sesama manusia yang berbeda keyakinan !
Sedangkan kita tahu bahwa "Yahudi" disebut-sebut dalam Al Quran adalah "Bani Israil", dengan demikian sekalipun pembaca membenarkan kekeliruan pada Q.1:7 tersebut, maka hal itupun menjadikan suatu yang bertentangan dengan Q.2.AL BAQARAH:47.
Q.2 ayat 47, yaitu; Hai Bani Israil, ingatlah akan ni'mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingat pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.
Jadi kalau kita mendapati ayat-ayat dari terbitan kitab Al Quran terjemahan yang isinya sudah bertentangan antara ayat-ayat yang lain, maka hal itupun tidak perlu diherankan, sebab Allah Maha Tahu, sehingga dalam ayat Al Quran yang merupakan perkataan Allah sudah memprediksikan kemungkinan kelak yang terjadi terhadap kekeliruan atau ada unsur kesengajaan yang di lakukan manusia tertentu baik sadar maupun tidak sadar dengan tujuan supaya terjadi pertentangan di dalamnya.
Oleh karena itu surat 4. AN NISAA' ayat 82, memberikan "peringatan" kepada mereka pembaca Al Quran agar berhati-hati kalau mendapati Al Quran yang ayat-ayatnya bertentangan, sebab hal itu dapat membingungkan karena nara sumbernya sudah bukan lagi dari sisi Allah seperti "aslinya!".
Q.4.ayat 82, yaitu; Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Sekali lagi diingatkan: Kalimat terakhir pada Q.5:68 supaya pembaca berpikir siapa yang menjadi durhaka dan kafir setelah Al Quran diturunkan?, sebab pembaca sudah tahu bahwa "Allah Maha Adil", jadi tidaklah mungkin orang-orang yang tidak membaca / tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi durhaka dan kafir !
Oleh karena itu kalau tidak membaca kitab Taurat dan Injil (Alkitab) maka tidak heran kalau pembaca Al Quran dari generasi kegenerasi mengakibatkan bertambahnya orang-orang yang melakukan kesalahan/kekeliruan sehingga menghujat Yesus Kristus atau paling tidak menyangkalYesus Kristus Tuhan.
Ironisnya hal itu terjadi hingga sampai pada hari ini, walaupun Yesus Kristus tidak pernah terlihat oleh semua orang dan tidak pernah berhutang kepada setiap orang, tetapi mengapa hampir sebagian orang mu'min yang membaca Al Quran dengan sengaja dan terbuka telah menghujat Yesus Kristus ?
Dengan demikian orang yang bersangkutan menjadi durhaka dan menyangkal atau menjadi kafir terhadap keberadaan Yesus Kristus yang tertulis di Injil !
Jadi mengapa hujatan hanya kepada nama "Yesus Kristus" saja yang tertulis di Alkitab, walaupun ada nama-nama nabi yang lainnya, seperti nabi kaum Yahudi yaitu "Musa" ?
Jadi ada pengaruh apa dengan "nama tersebut"???
.
Oleh karena itu kalau tidak membaca kitab Injil Kristus maka para pembaca tidak memahami bahwa kisahnabi Isa yang tertulis di dalam Al Quran hanya figure sosok manusia biasa saja tentang Yesus Kristus.
Oleh karena itulah hampir semua para pembaca Qur’an menjadi keliru sehingga terpaku dengannama "Isa saja !", akibatnya beranggapan total bahwa sosok dengan nama Yesus Kristus di Injilsama dengan Isa Al Masih yang tertulis di Al Quran yaitu hanya seorang manusia biasa saja yang tidak lain hanya seorang nabi !
Dengan demikian orang yang bersangkutan karena sudah terlebih dahulu tertanam dibenaknya bahwa Isa manusia biasa, dan bila kemudian hari yang bersangkutan membaca Injil Kristus maka pikiran orang tersebut bisa beranggapan bahwa kisah Yesus Kristus di dalam Injil seakan menzalimi kisah nabi-nabi yang lainnya telah berdosa.
Walaupun kenyataannya jelas bahwa manusia Yesus Kristus saat berada di dunia hanya "Dia" yang tidak berdosa, karena diciptakan bukan dari "proses peranakan" seperti layaknya manusia biasa yang terjadi dari pembuahan benih manusia yang ada di bumi !
Dengan demikian jelas barang siapa yang menuduh "Dia" hasil dari hubungan manusia maka orang tersebut disebut "kafir kepadaNya" (tersamar di Q.4:156), oleh karena "Dia" / Yesus Kristustidak ada Bapa duniawi maka tidak heran kalau "Dia" selalu berkata : "BapaKu yang disorga !"
Contoh perkataan yang pernah dikatakan Yesus Kristus pada saat berada di alam zhahir/nyata:
Injil Yohanes 3:13, yaitu; Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Injil Yohanes 6:38, yaitu; Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Injil Yohanes 14:31 , Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepadaKu, ...
Oleh karena pengakuan dari anak manusia Yesus sendiri bahwa kedatanganNya ke dunia diutus oleh Bapa yang di sorga dan kebangkitanNya dari antara orang mati untuk kembali keasalNya sorga, oleh karena bukti itulah maka "Dia" disebut "anak Allah yang tunggal" (contoh: seorang pemuda dari kota Jakarta datang ke kota Surabaya, maka pemuda tersebut disebut "anak Jakarta", jadi jelas bukan berarti kota Jakarta melahirkan anak tersebut, melainkan anak tersebut datang dari Jakarta !), hanya sebatas bukti itu (masuk logika) maka kita sebagai manusia bisa mengetahui alasan terhadap sebutan status "Dia" / Yesuspada saat datang ke dunia dizaman itu, yaitu; mulai dari tempat asalNya kemudian kehadiranNya di dunia sampai kembali ke-asalNya lagi !
Jadi oleh karena "Anak Manusia Yesus Kristus" waktu hadir di dunia hanya "Dia" saja satu-satunyamanusia yang datang / berasal dari Allah, maka "Dia" disebutnya "Anak Allah yang tunggal !".
( Dengan demikian Yesus Kristus adalah wujud nyata yang mempunyai / berhubungan dengan unsur "Kekekalan dan Hidup").
Sebutan tersebut tidak berlebihan dan tidak melampaui batas terhadap Allah Yang Maha Tahu!
Oleh sebab itu kalau kita perhatikan semua nabi (laki-laki) selalu jelas asal usulnya yaitu dengan menggunakan kata "bin" yang mengacu kepada ayahnya, dengan demikian seharusnya kalau Isa dalam Al Quran (figur Yesus) hanya seorang manusia biasa saja maka seharusnya memakai keterangan "bin" ayahnya. Akan tetapi keterangan tersebut tidak ada, hal itu menunjukan bahwa "Dia" bukan manusia pada umumnya, sebab lain halnya dengan "Adam" walaupun manusia pertama yang diciptakan Allah tanpa bapa duniawi, tetapi Yesus diciptakan "bukan dari tanah !". Oleh karena itu Al Quran menegaskan kembali "dengan gamblang" kisah kehadiran sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa putera Maryam seorang laki-laki suci jelmaan dari Ruh Allah sendiri, tersirat di Q.19:17-19.
Jadi jelas "Dia" (Yesus Kristus) bukanlah manusia biasa, seperti pengakuanNya.
Oleh karena itu "Dia" (Yesus Kristus) dalam pesannya mengajarkan kepada manusia agar menyebut bahwa Allah Sang Haliq adalah "Bapa yang ada di sorga".
Ketidak tahuan itulah yang menyebabkan para pembaca Al Quran berpikiran bahwa orang nasrani salah karena menyebut Yesus Kristus "Anak Allah" dan "memper-tuhankan manusia", kekeliruan itulah membuat pikiran mereka pembaca Al Quran beranggapan: kalau "Allah mempunyai anak" berarti Allah mempunyai Istri !, maka dengan demikian para pembaca Al Quran merasa tidak perlu lagi untuk membaca Injil karena beranggapan bisa menjadi sesat !, sehingga membuat pembaca Al Quran selamanya tidak akan tahu alasannya, seperti penjabaran diatas.
Kekeliruan itu bisa dibuktikan yaitu, walaupun pembaca tidak mengakui Yesus Kristus Tuhan,berarti para pembaca Quran berpandangan bahwa Yesus hanya seorang nabi saja seperti layaknya nabi-nabi yang lain, ironisnya mengapa juga tidak ada satupun para pembaca Al Quran yang menyebut "nabi Yesus ?" (Itulah bukti memang setelah “Dia” bangkit tidak lazim nama “Yesus Kristus” disebut nabi !).
Itulah bukti para pembaca terpaku pada nama samaran (Isa) tersebut sehingga tidak mau mengakui kenyataan sejarah dari kitab terdahulu tentang nama asli yang tertulis di Injil.
Jadi sampai saat ini timbulnya perdebatan tentang status Yesus Kristus disebabkan para pembaca Al Quran memaksakan bahwa Yesus adalah Isa, sedangkan di dalam Al Quran tidak ada satu ayatpun tertulis NAMA asli "Yesus Kristus".
Bahkan di dalam Al Quran pun tidak ada ayat yang menegaskan bahwa nama "Isa" adalah Yesus Kristus atau dengan penekanan kalimat "Isa alias Yesus !".
Hal itu suatu bukti bahwa Al Quran hanya memberikan gambaran : bahwa nabi pembawa Injil adalah anak Maryam yang bernama "Isa" !
Jadi kesimpulannya kalau nabi Isa sekedar disamakan dengan Yesus di Injil hal itu boleh-boleh saja, karena di Al Quran tertulis bahwa Isa dengan Injilnya.
Akan tetapi nama asli "Yesus Kristus" secara hakiki tidak bisa disamakan dengan Isa Almasih,sebab hanya dalam Nama asliNya yaitu "Yesus Kristus" ada kuasa "di alam ruh", yang manaNama tersebut ditakuti oleh kuasa jahat / syaitan sehingga dibenci oleh syaitan dkk !
Oleh karena "Allah Maha Tahu" bahwa sampai kapanpun nama "Yesus Kristus" yang terlebih dahulu tertulis di Injil akan dibenci orang tanpa ada sebabnya.
Maka dizaman itu Al Quran menggunakan nama samaran tersebut yaitu "Isa Almasih", yang merupakan figur dari sifat kemanusia-an Yesus Kristus yang ada di Injil.
Oleh karena itulah nama tersebut di dalam Al Quran menceriterakan seorang nabi yang hanya sosok ibunya saja yang diketahui secara zhahir, maka hal tersebut dipertegas dengan kalimat : "namanya Isa putera Maryam !"
Hal itu bertujuan untuk menghindari anti pati pembaca terhadap nama asliNya di Injil.
Walaupun maksud dan tujuan tersebut adalah baik, akan tetapi semua tergantung dari orang yang membacanya, sebab kalau orang yang membaca / mengkaji Al Quran tidak teliti dan hati-hati,
maka Al Quran bisa menjadi "bumerang" terhadap Injil, hal itulah yang menyebabkan kedurhakaan para pembaca karena bisa memfitnah / menghujat kitab Injil termasuk tokoh yang ada di kitab suci tersebut ! (tersirat di Q.5:68 kalimat terakhir).
Ket: Dimana nama asli dari seseorang pasti tidak akan pernah berubah bunyinya walaupun ditulis dalam bahasa apapun!, apalagi orang tersebut sudah meninggalkan dunia nyata / alam zhahir.
Oleh karena Allah Maha Tahu bahwa setelah Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati kemudian terangkat (kembali) kesorga, maka nama tersebut tidak lazim lagi disebut nabi, dengan demikian Al Quran untuk menjelaskan kembali kisah para nabi dengan kitabnya masing-masing, maka untuk menceritakan sosok nama nabi pembawa Injil saja yang tidak lagi ditulis dengan menggunakan namaaslinya seperti nama-nama nabi yang lainnya.
Jadi jelas karena bukan nama asli “Yesus”, maka kepada "Nama" yang ber-"Hak" atas WewenangNya tidak akan keliru!, dengan demikian apa yang tertulis di dalam Al Quran tentang ceritera nabi dengan nama Isa Al Masih tidak akan mungkin sama dengan "kisah Yesus Kristus" !
Sehingga kisah nama "nabi Isa" di dalam Al Quran tidak melampaui batas atas wewenang terhadap sosok nama Yesus Kristus seperti kisahNya yang tertulis di Injil !
Oleh karena itulah di dalam Al Quran salah satu ayat tentang kisah penciptaan terhadap sosok dengan nama "Isa" ditegaskan dengan kata "misal". (tersirat di Q3.ALI'IMRAN :59)
Q.3:59,yaitu: Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
Jadi jelas karena semua orang yang membaca Al Quran tidak pernah mau membaca Injil, dan jika dikemudian hari orang yang bersangkutan membaca Injil dengan tulus maka sesudah itu berarti orang tersebut telah mendapatkan "ilmu pengetahuan" tentang nama tokoh asli yang tertulis di dalamnya adalah "Yesus Kristus".
Dengan demikian orang tersebut akan tahu sehingga harus membenarkan dan bisa membedakan apa yang diketahuinya tentang "kisah Isa" di dalam Al Quran dan apa yang diketahuinya tentang "kisah Yesus" di dalam Injil, jadi yang bersangkutan akan memahami
siapa "Isa" di dalam Al Quran dan siapa "Yesus" di dalam Injil.
Maka pembaca Al Quran pun tidak boleh mendustai kenyataan tersebut, tersirat di Q.3:61.
Q.3:61, yaitu: Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Mari kita memanggil anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian mari kita bermubahala kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
Ayat diatas (Q.3:61) menegaskan secara tersamar bahwa yang dimaksud “ilmu” adalah kitab Injilyang telah dibaca, hal itu jelas sebab semua orang mu’min / Islam berpedoman pada kitab Al Quran, dimana sejak lahir bahkan sampai dewasa yang bersangkutan tidak akan mungkin membaca Injil !
Dengan demikian "kisah Isa di Al Quran" sudah lebih dahulu diketahuinya, kemudian apabila yang bersangkutan melaksanakan himbauan membaca Injil (tersirat di Q.5:68) maka yang bersangkutan sesudah itu ("sesudah datang ilmu") menjadi tahu sehingga yakin bahwa “kisah Isa” di Al Quran hanyalah kisah sekilas dari sosok nabi pembawa Injil yang merupakan figur Yesus Kristus dari sudut pandang manusia biasa saja, bukan dari sudut pandang “Ke’Illahian Yesus Kristus” yang sesungguhnya seperti tertulis secara rinci di dalam kitab Injil !
Jadi tentang ilmu pengetahuan itulah yang tidak boleh didustai bagi orang mu'min yang sudah tahu isi kitab "Injil dengan benar !" dan bagi mu'min yang belum tahu karena tidak membaca Injil lebih baik jangan membantah , oleh karena itu apabila terjadi perbantahan diantara sesama mu'min tentang hal tersebut, maka lebih baik bermubahala yaitu masing-masing pihak saling berdo'a kepada Allah Yang Maha Tahu agar la'nat Allah ditimpakankan kepada orang yang dusta !
Dengan demikian jelas bahwa yang dianjurkan bermubahala adalah sesama mu'min yang diantaranya ada yang pernah membaca "Injil Kristus" sehingga membuat yang bersangkutan sudah mendapatkan "ilmu pengetahuan" tentang tokoh asli pembawa Injil dengan rinci.
Karena semua orang mu'min / Islam di anjurkan membaca Taurat dan Injil, hal itupun baru akan diketahui kalau mereka / mu'min mau membaca / mengkaji / meneliti ayat-ayat Al Quran di dalamnya ! (Q.5:68).
Jadi jelas dalam ayat tersebut (Q.3:61) dari awal diturunkan dizaman itu bukan kaum nasrani yang diajak bermubahala, karena mereka tidak tahu menahu tentang kisah "Isa" sebab mereka nasrani tidak membaca Al Quran, maka apa yang mau dibantah kalau mereka nasrani tidak tahu !, karena dalam kitab Injil yang mereka baca tidak ada himbauan untuk membaca Al Quran.
Contoh salah satu ayat Al Quran yang didustai pembacanya jika mengacu pada kenyataan nama asli yang tertulis di Injil, yaitu Q.19-17-19.
Coba kita teliti kenyataan dari ayat tersebut, walaupun sudah jelas dan nyata di dalam Al Quran (Q19:17-19) ditegaskan dengan gamblang bahwa Isa Al Masih sosok nabi pembawa Injil yang tidak lain menjurus kepadaYesus Kristus adalah “jelmaan” dari Allah sendiri yang artinya sudah jelas bahwa “Dia” merupakan gambaran Allah yang pernah dilihat / hidup bersama manusia dizamannya, tetapi hampir semua para pembaca Al Quran tetap saja tidak mau mengakui / menyangkal hal itu.
Ket:
Jadi kenyataan sampai hari ini perdebatan "Siapa Tuhanmu?" tidak diherankan sebab: Ada yang percaya dan adapula yang tidak percaya bahwa “sosok Tuhan” dalam sejarah kehidupan pernah dilihat oleh manusia, maka “Tuhan” selalu menjadi bahan perdebatan !
Oleh karena sejarah mencatat bahwa “sosok Allah” tidak pernah terlihat manusia
maka “Allah” tidak pernah diperdebatkan karena tidak beralasan !
Perdebatan tentang "Tuhan" terjadi disebabkan karena yang bersangkutan
tidak memahami disaat membaca sejarah masing-masing kitab tentang Sang Haliq,
sehingga sulit membedakan gambaran "Allah Sang Haliq" dari sudut
pandang yang “Zhahir atau yang Bathin" ? Yaitu:
gambaran Sang Haliq dari sudut pandang "Zhahir" disebut "Tuhan"sedangkan dari sudut pandang "Bathin" disebut "Allah".
Kalau pembaca sudah memahami makna penjabaran tersebut, maka hal itu
bisa dibuktikan sudah tersirat di dalam kitab Al Quran.
Oleh karena itu pemahaman tentang sebutan bagi "Sang Haliq" bisa merupakan satu kesatuan: Tuhan adalah Allah adalah Tuhan !
Dengan demikian jika menyangkut sosok nabi pembawa Injil yang sesungguhnya pasti para pembaca Al Quran mendustai kenyataan dari makna yang hakiki pada ayat tersebut (Q.19:17-19) yang mendukung / menegakkan kebenaran Injil bahwa sosok manusia Yesus Kristus yang pernah hadir dalam sejarah kehidupan manusia adalah gambaran Allah yang sejati yang ditinjau dari sudut pandang "Zhahir" !
Oleh karena itu kalau dizaman sekarang ada kaum nasrani membantah "tentang Isa" di Al Quran berartikebodohan yang bersangkutan karena tidak tahu duduk persoalan dasar "tentang siapa Isa dan siapa Yesus !".
Jadi jelas karena di Al Quran dikisahkan nabi pembawa Injil dengan memakai "nama Isa" dan bukan memakainama Asli seperti tertulis di Injil yaitu "nama Yesus Kristus", dengan demikian nama Isa tersebut adalah samaran, oleh karena itulah jelas semua ayat-ayat tentang nabi Isa bersifat samar-samar atau disebut"Mutasyabihat".
Jadi kita harus hati-hati dengan ayat Mutasyabihat sebab Al Quran surat 3 ALI 'IMRAN:7 sudah memberikan rambu-rambu bahwa setiap pembaca Al Quran yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka akan mengikuti ayat Mutasyabihat dengan tujuan untuk menimbulkan fitnah.
Oleh karena itu "Misteri ayat Mutasyaabihaat" tidak bisa terungkap kalau sekedar dibaca tanpa menggunakan akal yaitu menguasai "Ilmu Pengetahuan" kitab-kitab terdahulu / sebelumnya.
Q.3 ALI'IMRAN:7
Dia-lah yang menurunkan Kitab Al Quran kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapaun orang-orang yangdalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Contoh ayat "mutasyabihat" yang dapat menimbulkan finah jika tidak dikaji atau diselidiki dengan mendalam, yaitu; ayat tentang penyaliban (Q.4:156-157).
Walaupun pembaca AlQuran sudah membaca “Injil Kristus” maka tetap saja memfitnah Yesus Kristus tidak disalib !
Hal itu disebabkan pembaca tidak menyimak dengan benar Q.4:156-157 sehingga tidak sadar dalam ayat tersebut menunjukan dengan jelas isinya: "karena ucapan mereka" sehingga ceriteranya hanya “bagi mereka saja” yang kafir terhadap Isa !
Jadi jelas dalam ayat di Q.4:156-157, ditekankan bahwa suku kata "mereka" menjelaskan adalah orang yang kafir terhadap 'Isa !
Dizaman itu bahkan sampai sekarang, semua orang mu'min apalagi orang nasrani tidak ada yang menuduh Maryam dengan keji (zina), dengan demikian jelas bahwa yang menuduh dengan keji (zina) dizaman ituadalah orang-orang yang terpengaruh Yahudi yang kafir terhadap 'Isa.
Jika kita sudah teliti membacanya dari ayat 156 kemudian masih
berlanjut dengan ayat 157, maka jelas tentang peristiwa penyaliban dimasa lalu
ayat Al
Quran menerangkan kembali dengan tegas bahwa: "mereka" tidak
yakin yang dibunuh adalah 'Isa (ujung ayat 157), hal itu disebabkan “mereka” dasarnya /
awalnya sudah "kafir kepada Isa / nabi pembawa Injil !"
( yang sudah jelas tertulis diawal ayat 156).
Coba kita perhatikan ayat-ayat yang menyinggung tentang penyaliban, Q.4:156-157.
Q.4:156 ; Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), (tanda koma indikasi masih adanya hubungan kuat dengan ayat berikutnya )
Q.4:157 ; dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu, Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti perasangka belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.
Oleh karena Allah Maha Tahu tentang sejarah !, bahwa yang disalib adalah Yesus Kristus 600 tahun sebelum ada Al Quran, maka "ucapan diserupai"(4:157) hanya keluar dari mulut mereka yang kafir terhadap “Isa” ! Bukan bagi Allah Yang Maha Tahu !
Oleh karena itu jelas Al Quran hanya menceritakan keadaan dari “pikiran mereka” yang tetap kafir terhadap nabi pembawa Injil yang tidak lain kafir kepada “Yesus Kristus” (sebab sebelum Al Quran diturunkan nama “Isa” belum dikenal).
Jadi jelas "ucapan mereka" tidak mengakui “penyaliban Yesus Kristus”, hal itu akibat dari prasangka belaka sehingga tidak sesuai dengan sejarah, karena mereka dizaman itu di wilayahAl Quran pertama ada "hanya sebagai pendengar saja” terhadap kisah penyaliban yang sesungguhnya dimasa lampau !
Karena Injil “kisah nyata” kehidupan Yesus Kristus yang ditulis oleh "saksi hidup", dan
isi Al Quran “hanya menceritakan” pendapat orang kafir terhadap nabi pembawa Injil.
Maka isi ayat Al Quran tentang “penyaliban" tidak bertentangan dengan Injil !
Ket ;
Karena Q. 4:156-157 hanya menceritakan pendapat orang-orang tentang peristiwa
penyaliban
dimasa lalu, maka isi dari kedua
ayat tersebut sangat lengkap makna yang terkandung di dalamnya, tetapi tersamar dalam
penyampaian kalimatnya.
Jadi
sebenarnya mudah untuk menyimpulkan: Bahwa Al Quran membuktikan terjadinya penyangkalan
akibat adanya pengakuan dari
mereka yang percaya.
“Sesungguhnya
kami telah membunuh”.
Indikasi kalimat “mereka” yang tidak percaya / kafir :
“Karen
kekafiran mereka (terhadap isa), “dan
karena ucapan mereka”.
Ingat
! ayat 157 di surat 4, dengan tegas pada
kalimat pembuka / awalnya
sudah mengisyaratkan : “dan karena
ucapan mereka”
Jadi
semua isi dari ayat tersebut menyatakan
hasil dari perkataan
mereka
orang-orang
yang berselisih paham antara
(minoritas) “mereka
yang percaya”
berdebat
dengan (mayoritas) “mereka
yang kafir” tentang peristiwa penyaliban
yang
sudah berlalu 600 tahun terhitung dari ayat tersebut diturunkan.
Jadi jelas karena
peristiwa penyaliban sudah terjadi 600 tahun yang
lalu, maka isi dari ayat 157 sangat masuk akal sebab isinya hanya menceritakan
pendapat mereka yang percaya dan yang menyangkal.
Oleh karena itu
pembaca harus “hati-hati” dalam mengambil kesimpulan
terhadap isi ayat 157, sebab
isi ayat tersebut tidak ada kepastian tentang penyaliban!
Hal
itulah yang membuat semua orang Mu'min sulit untuk mengambil kesimpulan yang pasti
tentang "siapa yang disalib", sebab akar permasalahannya semua ayat-ayat yang menyinggung nabi pembawa Injil tertulis bukan memakai "nama asli" maka bersifat "mutasyabihat" sehingga sangat rawan bisa menimbulkan "fitnah". (tersirat di Q.3:7)
Karena penjelasan tentang penyaliban terbagi dalam 2 ayat / 156-157 , sehingga
sekarang ini mereka yang tidak
teliti akan mudah terlena di ayat 157 !
Maka berakibat menjadi keliru sehingga ikut menyangkal
sejarah peristiwa penyaliban Yesus Kristus yang tertulis di dalam
Injil 600 tahun sebelum ada
Al Quran!
Penjelasan
suku kata “mereka”
dalam ayat tersebut (Q.4:156-157) adalah
keturunan yahudi di zaman itu yang percaya dan ada pula yang menyangkal /
kafir.
Sedangkan mereka yang percaya adalah mayoritas keturunan (dari saksi hidup) yahudi yang berasal dari
Nazaret, sehingga disebut kaum “Nasrani”
Jadi
sebutan “Nasrani” hanya dizaman itu untuk kaum yang percaya
Yesus “Kristus”di
jazira arab yang berasal dari daerah Nazaret.
(Kaum Nasrani kaum pertama yang menentang adat istiadat Yahudi)
Oleh
karena tidak membaca Injil sehingga tidak
tahu asal usulnya, maka hampir
semua orang mu’min / Islam terbiasa
menyebut Kristen dengan sebutan “Nasrani”.
Mengapa
sekarang kaum Nasrani di seluruh dunia apapun kelompoknya dan
siapaun orangnya disebut “Kristen”?
Hal
itupun sudah di jelaskan secara tersamar dalam
Al Quran,
Q. 3:55 yaitu
“pengikut Isa” (nabi pembawa Injil), yang
tidak lain adalah pengikut ajaran “Yesus Kristus”.Jadi karena itulah orang-orang pengikut ajaran Yesus “Kristus” maka
mereka dikenal dengan sebutan : “orang Kristen” apapun kelompoknya.
Dengan
demikian makna dari Al Quran surat
3:55 secara tidak langsung menegaskan bahwa: nabi Isa yang tidak lain adalah Yesus Kristus yaitu untuk
semua orang suku bangsa di seluruh dunia yang mau percaya kepadaNya (sampai hari kiamat).
Jadi jelas kalau kita mengatakan: Yesus Kristus untuk orang Kristen saja, hal itu keliru !
Jadi jelas kalau kita mau tahu dengan rinci
tentang peristiwa penyaliban dimasa silam maka kita harus membaca “Injil
Kristus”, sebab kitab Injil merupakan
“kisah nyata sosok nabi pembawa Injil” karena ditulis oleh saksi hidup yaitu para
murid Yesus.
Sedangkan kalau kita mau tahu siapa saja orang-orangnya yang memfitnah dengan kedustaan besar mengatakan bahwa nabi pembawa Injil tidak disalib?, maka kita harus membaca “Al Quran”, sebab jelas di dalam Al Quran secara rinci menjabarkan bahwa orang yang kafir terhadap “Isa” (nabi pembawa Inji) yang telah memfitnah yaitu dengan ucapan mereka : “Isatidak disalib tetapi diserupai !”
Dengan demikian tidak diherankan kalau di dalam Al Quran para pembaca dihimbau untuk membaca Injil ! Supaya tahu duduk persoalan yang sesungguhnya
(tersirat di Q.5:68)
Oleh karena itu terjadinya pertentangan sudut pandang penyaliban akibat dari ketidak telitian dalam mengkaji, karena tujuan akhirnya sama ? : kisah di Injil Lukas 24:51; bahwa Yesus naik ke Sorga! dan cerita di Al Quran; (Q.4:158) Isa diangkat Allah!
Jadi tidak heran pula kalau para pembaca Al Quran yang tidak teliti dan tidak membaca Injil,akan mudah terlena pada saat membaca ayat 157 di surat 4 !, sehingga ikut berpendapat bahwa“nabi pembawa Injil tidak disalib tetapi diserupai”.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa nabi pembawa Injil tidak disalib
tetapi diangkat Allah !
Ironisnya tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang menegaskan bahwa :
Allah mengangkat “Isa” untuk menghindari dari penyaliban !
Maka kalau anda membaca Al Quran dengan tetiti disertai baca Injil dengan didasari hati yang tulus, maka anda akan tahu bahwa Al Quran memberikan kebebasan kepada pembacanya untuk memilih ayat mana yang anda yakini, semua terserah pada pemikiran anda yang membacanya.
Salah satu contoh ayat yang merupakan pelajara yang harus dipilih yang mana yang benar dan yang mana yang salah, yaitu ayat tentang nabi Isa (figur nabi pembawa Injil / Yesus) Q.19:33-34 terhadap ayat di Q.4:156-157.
Ayat-ayat tersebut jika asal dibaca tanpa dikaji dengan mendalam, maka ayat-ayat tersebut bisa saling bertentangan!
Akan tetapi pembaca supaya memilih apakah percaya kepada ucapan orang kafir (di Q.4:156-157) atau percaya kepada pengakuan yang bersangkutan (pengakuan Isa tersirat di Q.19:33-34).
Yang lebih penting
lagi ayat Al Quran yang menyinggung tentang peristiwa penyaliban dimasa silam terhadap “nabi pembawa Injil” yaitu: bahwa ayat (Q.4:156-157) tersebut diturunkan
dengan tujuan "memberikan Peringatan" kepada semua pengikut
rasul Muhammad (dari pengikut yang pertama sampai dengan hari ini) agar jangan sampai tertipu oleh "karena ucapan
mereka" yang kafir terhadap Isa / nabi pembawa
Injil / yang tidak lain adalah kafir terhadap Yesus Kristus !
Untuk lebih jelas tentang sudut pandang penyaliban, lihat penjabaran di nara sumber:
http://siapayangdisalib.blogspot.com/ & http://filmthemessiah.blogspot.com/
Kalau anda sudah memahami penjabaran diatas, maka tidaklah mungkin memperdebatkan soal penyaliban. Sebab pemahaman akan makna isi ayat di Q.4:156-157 merupakan “kunci awalpercaya atau tidak” terhadap isi dari pada Injil kristus !
Jadi kesimpulan penyaliban dari sudut pandang masing-masing Al Quran dan Injil:
"Salah besar" kalau orang mengatakan nabi Isa disalib !
"Salah yang lebih besar" kalau orang mengatakan Yesus Kristus tidak disalib !
Maka orang bijak yang sudah memahami Al Quran dan Injil berkata:
Bukan nabi Isa yang disalib, tetapi Yesus Kristus.
Ket: Kalaupun diantara kita ada yang berpendapat “Isa bukan Yesus” tetapi kita tetap mengatakan Yesus tidak disalib, berarti kita tidak mempunyai pendirian atau disebut bimbang, karena kita memaksakan sesuatu yang “sudah kita anggap lain”.
Oleh karena itu janganlah mengartikan mentah-mentah segala ayat-ayat Al Quran yang menyangkut tentang"nama Isa", sebab ayat tersebut tergolong “Mutasyabihat”, apalagi kalimat yang berbunyi: "kafirlah orang yang mengatakan Al Masih Isa putera Maryam adalah Tuhan!"
Dimana kalimat tersebut bertujuan supaya pembaca Al Quran jangan tersesat karena belum memahami kepada "Nama siapa ?" yang berhak atas sebutan tersebut (Tuhan), karena menyangkut dengan wewenag ke-Illahian !
Dengan demikian ayat "Mutasyabihat" di dalam Al Quran bertujuan untuk dikaji secara mendalam serta dengan tersamar mengarahkan orang-orang mu'min yaitu orang-orang yang berpikiran"netral" belum terpengaruh paham Yahudi maupun Nasrani dizaman itu supaya lebih tahu tentangsiapa tokoh di dalam Injil yang sesungguhnya.
Ironisnya sampai pada hari ini hampir semua pembaca Al Quran beriman kepada ayat-ayat mutasyaabihaat tanpa diselidiki lebih mendalam sehingga hal itu bisa memfitnah nama Yesus Kristus walaupun nama tersebut tidak terdapat dalam Al Quran.
Hal itupun tidak diherankan karena memang sudah merupakan pilihan yang sesuai dengan isi hatinya, tersirat di Q.3 ALI'IMRAN : 7 . Disinilah kita semua harus tahu duduk persoalan yang menyangkut masing-masing dari kedua "Nama" tokoh tersebut yaitu:
Siapa nama Isa dalam Al Quran ? dan siapa nama Yesus Kristus dalam Injil ?
Kalau kita tidak memahami hal tersebut maka merupakan sebuah dilemma yang tanpa disadari bagi semua orang di dunia, sehingga sampai kapanpun akan menimbulkan perdebatan panjang tanpa akhir antara Al Quran dan Injil !
Contoh: Makna dari ayat-ayat tentang "Isa" di dalam Al Quran yang "bertujuan mengarahkan"pembacanya supaya cari tahu siapa tokoh pembawa Injil yang sesungguhnya ?
Quran surat 31. LUQMAN:34
Sesungguhnya Allah hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;........
Quran surat 43 AZ ZUKHRUF: 61
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
Jadi makna dari ayat Q.43:61 bertujuan mengarahkan agar pembaca mencari tahu akan narasumber "tentang pengetahuan hari kiamat" yang sudah pernah diberikan oleh nabi Isa saat hidup di dunia / alam nyata.
Sebab tidaklah mungkin pengetahuan tersebut ada di dalam Al Quran !
Karena Al Quran itu "bukan sabda Isa !"
Oleh karena ayat di dalam Al Quran telah memberi "isarat" bahwa Isa dengan Injilnya, maka mau tidak mau pembaca harus membaca "Injil Kristus" sebab kenyataannya memang tidak pernah ada "Injil Isa" di dunia ini !
Jadi jelas kalau semua orang mu'min / Islam tidak mau membaca Injil Kristus karena termakan isu bahwa Injil yang sekarang sudah palsu atau dengan berbagai macam alasan tanpa bukti yang sah, maka sampai kapanpun tidak akan tahu pengetahuan tentang hari kiamat itu, serta tidak akan tahu siapa tokoh "ASLI" sesungguhnya pembawa Injil / berita gembira !
Itulah tujuan Al Quran yaitu secara tersamar "mengarahkan" umat mu'min supaya
membaca Injil Kristus, ironisnya hal itu yang tidak disadari !
Akan tetapi kalau orang sudah membaca Injil dengan benar dan mengkaji Al Quran dengan teliti, maka orang tersebut akan tahu lebih jelas tentang siapa-siapa saja yang akan kena azab Allah nanti dihari itu (kiamat) ! (Penjabaran dibawah).
Oleh karena itu melalui penjabaran ini bertujuan supaya pembaca akan tahu siapa yang disebut"Kafir" pada hari itu (kiamat), sehingga pembaca yang sudah mengerti, kelak tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi !
Catatan :
Kalau disimak hubungan ayat tersebut Q.31:34 dan Q.43:61 menyimpulkan bahwa Isa berada disisi Allah.
Dengan demikian kalau Isa adalah figur Yesus dan jika dikaji antara Al Quran dan Injil maka kenyataannya bahwa hubungan antara Q.31:34 dan Q.43:61 secara tersamar mendukung kebenaran yang terlebih dahulu sudah diyakini para kaum Nasrani sampai saat ini.
Yaitu salah satu kalimat "pengakuan Iman rasuli" setiap orang nasrani yang berbunyi: ....aku percaya.........kepada Yesus Kristus...... naik ke surga duduk disebelah / disisi kanan Allah ......
Karena orang Nasrani sudah terlebih dahulu meyakini Yesus Kristus berada disisi Allah, kemudianAl Quran memperkuat lagi apa yang diyakini oleh mereka, hanya caranya dengan memberikan gambaran bahwa tokoh pembawa Injil itu (Isa) tahu tentang hari kiamat karena "Dia" ada disisi Allah !
Jadi tidak heran kalau kaum nasrani meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang berada disamping Allah !
Hal itupun Al Quran menegaskan kembali bahwa yang boleh disembah oleh siapa pun hanyaTuhan yang berada disamping Allah saja !, tersirat di Q.26:213
Bahkan pembaca Al Quran pun di uji sampai sejauh mana pengenalannya kepada Tuhan tersebut yang berada disamping Allah ?, tersirat Q.27:64
Q.26:213, yaitu; Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab.
Q.27:64, yaitu; . ............Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?.................... .
Dari kedua makna ayat tersebut secara tersamar bertujuan menegaskan serta memicu nalar pembaca bahwa: Disamping Allah ada sosok Tuhan yang resmi, yang harus diketahui oleh pembaca supaya jangan salah menyembah tuhan yang lain !
Jadi Al Quran kalau diteliti dengan akal sehat dan dilandasi ilmu pengetahuan ALKITAB (Taurat, Zabur, Injil) maka kita akan tahu bahwa banyak didapati ayat-ayat yang mendukung akan kebenaran injil. Dimana ayat-ayat tersebut yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya termasuk"mutasyaabihaat / samar-samar", sehingga Al Quran hanya dengan secara tersamar saja mendukung akan kebenaran tersebut.
Kalau tidak membaca "ALKITAB" maka hal itu merupakan "misteriquran" selamanya bagi pembaca, sebab pembaca tidak akan mengerti alasan dasar dari hubungan ayat-ayat tersebut dan ditambah lagi bahwa jenis ayat-ayat tersebut letaknya tidak berurutan / tidak teratur.
Oleh karena itu sekali lagi diingatkan bahwa untuk mengetahui "misteri" dari ayat-ayat tersebut diharuskan dengan akal yaitu menguasai "Ilmu pengetahuan" tentang kitab-kitab terdahulunya (ALKITAB).
Jadi tidak heran kalau Kitab Al Quran harus "dikaji" bukan sekedar asal dibaca saja.
Dengan demikian ayat "Mutasyaabihaat" dalam Al Quran merupakan "kebenaran tersembunyi"bagi orang bebal dan orang yang tinggi hati !
Disinilah yang harus di mengerti oleh kita semua, bahwa prinsip dasar untuk memahami segala perkara yang ada di dalam Al Quran berbeda dengan yang ada di dalam Injil.
Kalau untuk memahami perkara yang ada di dalam Al Quran dibutuhkan "akal", oleh karena itu hanya orang pintar / pandai "berakal sehat" dapat memahami dengan benar.
Akan tetapi segala perkara yang ada di dalam Injil tersembunyi bagi orang-orang pandai (bersifat tinggi hati),maka mereka tidak akan bisa atau sangat sulit untuk memahami perkara yang ada di dalamnya!
Oleh karena itu membaca Injil harus dengan hikmat Allah / bukan mengandalkan pikiran kita manusia semata.
Sekedar bacaan lihat nara sumber di alamat tersembunyi : http://kebenarantersembunyi.blogspot.com/
Oleh karena ayat Al Quran sudah memberikan isarat bahwa "Isa dengan Injilnya" maka pembaca bisa menggunakan "akal" untuk mencari Injil Kristus guna mencari tahu apa saja yang disabdakan Yesus Kristus tentang hari kiamat, dan dengan catatan membacanya secara
sembunyi-sembunyi ditempat yang aman supaya jangan dimarahi syaitan (yang mempengaruhi manusia!)(Pembahasan selanjutnya: Syaitan pasti mengganggu dan mencegah orang agar tidak mengenal Tuhannya)
Kalau pembaca Al Quran sudah membaca Injil Kristus maka pembaca akan tahu siapakah yang disebut "Aku" dalam kalimat di surat 43:61, yaitu kalimat yang berbunyi; "ikutilah Aku. "Inilah jalan yang lurus".
Kalimat tersebut merupakan cerminan dari sabda Yesus Kristus diwaktu hidup sebagai Manusia diantara orang-orang dizaman itu, "Dia" berkata di Injil Yohanes 14: 6
Injil Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Jadi jelas "Aku" yang tertulis di dalam Quran surat 43:61 mencerminkan sosok utuh dari Yesus Kristus yang ada di Injil, karena Isa gambaran tokoh / figur dari Yesus Kristus.
Oleh karena itulah segala ayat yang bermakna agar pembaca berjihad "di jalan" Allah, hal itu tidak lain agar pembaca melaksanakan anjuran apa yang pernah nabi Isa ajarkan. Dengan demikian pembaca harus mencari tahu ajaran-ajaran yang telah diberikan Isa selama "Dia" berada di dunia ! Dengan kata lain ajaran nabi pembawa Injil (kabar gembira), tersirat di Q.5:35.
Q.5:35, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Ket: Mengapa dalam ayat Injil Yesus mengatakan: ......."kepada Bapak"?
Penegasan tersamar ada dalam Quran. (pembahasan singkat di atas)
Itulah salah satu tujuan ayat Al Quran kepada orang-orang mu'min yang berpikiran "netral"dizaman itu yang belum terpengaruh paham Yahudi maupun Nasrani.
Supaya dengan mempelajari Al Quran (berikut petunjuknya/ baca Injil), maka pembaca yang bingung menjadi tahu mengapa kaum Yahudi (yang kafir terhadap Yesus) menolak kaum Nasrani, dengan beranggapan bisa-bisanya orang nasrani percaya kepada " Yesus Kristus adalah Tuhan" ?
Akan tetapi kenyataannya akan ada kendala juga yang timbul bagi orang awam apalagi mereka yang membaca Injil Kristus hanya untuk perbandingan atau mencari kesalahan, yaitu mereka akan sulit untuk memahami bahwa tokoh Anak Manusia Yesus Kristus itu adalah Tuhan !
Hal itu disebabkan apa yang tertulis di dalam Injilpun adalah "hanya kisah" kehidupan Yesus Kristus sebagai manusia biasa saja tetapi Suci total, yang telah berjanji tentang Hak / wewenangNya akan kuasa keIllahianterhadap Bumi berikut "roh jiwa manusia" yang hidup di dalamnya.
Disinilah harus disimak baik-baik bagi pembaca Injil, bahwa setelah Yesus Kristus bangkit dan menampakan diriNya secara utuh, serta "Dia" berpesan akan janji-janji pribadiNya yang menyangkut dengan kuasa keIllahian, maka jelas sejak saat itu mulai-lah orang percaya bahwaDia adalah Tuhan.
Oleh karena itu siapapun juga orangnya kalau sudah percaya Yesus Kristus adalah “Tuhannya”, maka disebut"Kristen" (apapun kelompoknya) sebab sudah jelas mereka adalah pengikut ajaran "Kristus".
Ket: Sebutan "Nasrani" hanya untuk kaum "Kristen" di jazira arab dimasa itu.
Ket: Sebutan "Nasrani" hanya untuk kaum "Kristen" di jazira arab dimasa itu.
(Jadi tidak diherankan kalau pembaca blog ini menuduh bahwa penulisnya bisa disebut “sudah Kristen”)
Karena Isa adalah figur Yesus maka hal itu tersirat dalam surat 3. ALI 'IMRAN: 55.
Q.3:55
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
Oleh karena ayat tersebut berlaku
hingga hari ini, maka secara tersamar bahwa
makna ayat tersebut menyatakan bahwa pengikut
Isa (nabi pembawa Injil) adalah pengikut
Yesus Kristus dan
sampai hari ini yang mengikuti ajaranNya disebut “Kristen”, itulah bukti bahwa Yesus untuk semua orang yang mau percaya.
Akan tetapi setelah 600 tahun kemudian masih banyak orang yang berselisih paham akan ke-Tuhanan Yesus sebagai "Juru selamat".
Bahkan bertambah banyak kaum yang tetap membangkang tentang hal itu, jadi tidak heran kalau Q.34:26 secara tersamar menghimbau para kaum "Mu'min" / kaum yang masih berpikiran netral dan berserah diri kepada Allah (tetapi belum mengenal siapa Tuhanmu), dengan kesimpulan bahwa sekarang ini kita harus menyebut Yesus Kristus yang tertulis di Injil bukan lagi manusia biasa akan tetapi, "Katakanlah; "Tuhan kita".
Hal itu supaya semua orang tahu sebab di dalam Injil tidak ada pengakuan yang tegas dari Yesus yang menyatakan diriNya Tuhan !
Karena pada saat Yesus hidup di dunia "sebagai manusia" maka tidaklah mungkin "Dia" berkata dengan terus terang "Akulah Tuhan !”
Pernyataan tentang keTuhanan Yesus Kristus bukan saja hanya bisa dilihat dari segala mujizat yang dilakukanNya saat hidup sebagai manusia akan tetapi yang lebih utama adalah janji yang berhubungan dengan wewenang diriNya terhadap keselamatan Dunia dan Akhirat, yang dimaksud keselamatan Akhirat yaitu menyangkut keberadaan dari setiap bathin / roh jiwa setelah lepas dari raga orang yang pernah hidup di dalam dunia ini.
Supaya keberadaan jiwa dari yang bersangkutan di akhirat nanti berada pada tempat yang layak yaitu "bukan di api neraka yang kekal" akan tetapi selamat dari pada api penyiksaan.
Janji tentang hal itu sudah diucapkan pada saat Yesus Kristus hidup sebagai Anak Manusia dan tertulis diInjil Yohanes 14 : 3.
Injil Yohanes 14 : 3, yaitu;........., Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat dimana Aku berada, kamupun berada.
Karena janji tentang hal itu menyangkut kuasa keIllahian, maka "Dialah" Yesus Kristus adalah Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan yang mempunyai kuasa untuk membawa banyak semua roh jiwa orang-orang yang percaya kepadaNya, sehingga "Dia" adalah "bahtera keselamatan."
Oleh karena itu tidak heran kalau Al Quran menjelaskan kepada pembacanya bahwa hanya Tuhan saja yang memberikan tempat yang layak di akhirat.
Hal itu tersirat di surat 23. AL MU'MINUUN : 29.
Q.23:29
Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."
Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."
Kalau semua orang mu'min meyakini Al Quran adalah firman Allah / perkataan Allah, maka para pembaca harus sadar bahwa Allah sendiri menyarankan semua pembacanya agar berdo'a meminta kepada Tuhanmuyang mempunyai wewenang atas tempat yang diberkati.
Jadi janji yang berhubungan dengan wewenang keIllahi-an yang merupakan "Hak" dari seorang Yesus Kristusdiucapkan sewaktu "Dia" masih di alam nyata / Zhahir dan diucapkanNya juga setelah "Dia" bangkit dari antara orang mati dan hidup kembali, pesan tersebut disampaikan disaat penampakan diriNya secara total yaitu keadaan zhahir dan bathin tercatat di dalam Injil Matius 28:18, Kitab Wahyu 22:13 dan Matius 28:20.
Kemudian ucapanNya tersebut dipertegas lagi di dalam ayat-ayat Al Quran:
PesanNya di Injil Matius 28:18 (keadaanNya zhahir)
......KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Setelah 600 tahun kemudian Al Quran menegaskan kembali hal tersebut !
Al Quran surat 3. ALI 'IMRAN:45
......... , namanya Al Masih 'Isa putera Maryam seorang terkemuka di dunia dan akhirat ........
PesanNya di Kitab Wahyu 22:13 ( keadaanNya bathin)
Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
.PesanNya di Injil Matius 28:20 (keadaanNya zhahir)
........, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Setelah 600 tahun kemudian Al Quran menegaskan kembali
Al Quran surat 57.AL HADIID: 3-4
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam massa : ...... .
.......... . Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jadi jelas inisial “Dia” yang tertulis di Q.57:3-4, menunjukan figur dari “Yesus Kristus”.
Dengan demikian kalau anda mengakui bahwa nabi Isa dalam Al Quran adalah figur dari Yesus Kristus dan“Dia”yang akan datang kembali diakhir zaman sebagai hakim yang adil.
Maka anda harus percaya bahwa "Dialah Yesus Kristus" adalah "Tuhan kita".
Sebab sudah jelas bahwa Yesus sendiri telah berkata bahwa Allah telah memberikan kuasa atas Sorga dan bumi kepadaNya, sehingga Al Quran pun menegaskan kembali di Q.3:45 bahwa sososknabi pembawa Injil dengan nama Isa adalah seorang saja yang terkemuka di dunia dan akhirat,dengan demikian secara tersamar Al Quran memberikan penerangan supaya manusia sadar jangan melampaui batas wewenang atas dunia dan akhirat yang telah Allah berikan kepada seorang yang tidak lain adalah Yesus Kristus. ( Hal itu tidak akan diketahui kalau tidak pernah membaca "ALKITAB" )
Jika kita sebagai umat mu'min / Islam telah membaca Injil dan meyakini bahwa Al Quran adalah wahyu Allah, sehingga dengan logika jelas Allah sendiri yang mengatakan di Q.57:3 , dengan tujuan menerangkan untuk menegaskan kembali bahwa "Dia" adalah sosok Yesus Kristus yang pernah bersabda tentang pengakuan jati diriNya yang tertulis di kitab Wahyu : "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir”
Jadi itulah salah satu "misteri" dalam Al Quran, dimana surat 57. Al HADIID ayat 3-4 yang letaknya tepat di tengah-tengah urutan surat Al Quran yang jumlahnya 114 surat, sehingga surat tersebut merupakan "penengah" terhadap apa-apa yang selalu “diperselisihkan” oleh semua orang bahkan oleh penafsir Al Quran tentang
"siapa Tuhan itu !"
Kesimpulan: Untuk membuktikan secara
tertulis bahwa Yesus adalah
“Tuhan” maka harus
dengan dukungan kitab Al Quran, sebab di dalam Injil saja Yesus tidak pernah
berkata dengan terus terang “Akulah Tuhan”.
Oleh karena itu semua orang yang mengkaji Al Quran harus berpikir bahwa suku kata "Tuhan"adalah untuk sebutan status / jabatan atas wewenang ke-Illahian dari pada "Dia" yang tertulis di dalamnya, dan begitu pula suku kata “Allah” untuk sebutan bagi “Sang Haliq”.
Jadi kalau kita meyakini Al Quran adalah wahyu Allah / perkataan Allah, maka jelas suku kata"Dia" yang selalu disebut-sebut oleh Allah sendiri di dalam Al Quran, hal itu suatu petunjuk kepada pembaca bahwa "Dia" adalah sosok seorang yang pernah dikenal dalam sejarah kehidupan manusia di bumi ! tersirat di Q.19:65
Q.19:65, Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, makasembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepadaNya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
Ayat diatas jelas jika disimak dengan baik maka maknanya menghimbau para pembaca yang belum tahu harus mencari tahu tentang sosok seorang yang sama dengan "Dia" yang patut disembah seperti layaknya kamu menyembah Tuhan !".
(jawabannya tidak lain: Seorang Anak Manusia Yesus Kristus yang pernah melawat Bumi / KisahNya di Injil).
Jadi ayat tersebut (Q.19:65) dalam Al Quran merupakan umpan balik untuk cross chek bagi mereka yg sudah membaca atau mendengar berita Injil tapi masih ragu akan ke-Tuhanan Yesus, agar berpikir kembali untuk meyakinkan bahwa "Dia" Yesus Kristus adalah Tuhan !
Ket: Oleh karena itu sekarang
ini yang harus diperhatikan : Kalau kita mau
membahas / mengkaji ayat-ayat Al Quran tentang sosok nabi
pembawa Injil, maka kita harus teliti: Apakah ditinjau dari sudut pandang Zhahir ataukah dari sudut pandang Bathin :
Kalau kita perhatikan sosok nabi pembawa Injil
dalam kitab
Al Quran dari sudut
pandang “Zhahir” maka jelas memakai inisial nama “Isa” yang tertulis di dalamnya.
Akan tetapi kalau
kita perhatikan sosok nabi pembawa Injil dalam kitab Al Quran dari sudut pandang “Bathin” maka hampir semua tersamar dengan memakai
inisial “Dia” yang tertulis di dalamnya, dimana inisial “Dia” adalah
sosok yang statusNya disebut “Tuhan”.
Hal itu tidak lain mengacu untuk gambaran dari sosok dengan
nama “Yesus” sesungguhnya yang terdapat dalam kitab Injil, sebab jelas bahwa Yesus
Kristus
pernah berkata satu kali dengan terang-terangan selama hidupNya sebagai manusia, yaitu
ucapanNya
tertulis di Injil Yohanes.8:24, yaitu:
... ; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu,
( Hal ini tidak akan bisa dipahami
kalau meneliti Al
Quran tidak membaca Injil
dengan benar )
Oleh karena itu semua ayat-ayat
Al Quran yang mengandung kata dengan
memakai inisial “Dia” ataupun “Tuhan” selalu bermakna KeIllahian yang
berhubungan dengan masalah
“Bathin”
/ “Iman” yaitu maknanya
menyinggung
tentang kehidupan kelak
setiap manusia di alam akhirat.
Jadi jelas bahwa surat . 57 Al HADIID :3-4
sebagai dasar untuk memahami suku kata yang berhubungan tentang inisial :
“Dia” dan sebutan “Tuhan”, yang tertulis disemua ayat-ayat Al Quran.
“Dia” dan sebutan “Tuhan”, yang tertulis disemua ayat-ayat Al Quran.
Kalau anda sudah membaca atau mendengar berita Injil tentang Yesus Kristus, kemudian membaca Al Quran 19:65 serta menyangkal akan kebenaran bahwa Dia dalam ayat tersebut
bukan sosok dari gambaran / figur Yesus Kristus, berarti anda sendiri tanpa sadar telah mendustai ayat Al Quran 34:26 yang menegaskan hal tersebut !
-Jadi tidak heran kalau sampai saat ini hampir semua para pembaca Al Quran masih menyangkal "Tuhan Yesus Kristus", hal itu berarti mereka tidak mempelajari dengan modal / bekal "ilmu pengetahuan" terkait yaitu tentang kitab-kitab terdahulu, untuk mendukung pengkajian terhadap kitab Al Quran dengan sebenar-benarnya, hal itu tersirat di Q.69:48.
Q.69:48, Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
-Bagi mereka yang tidak benar-benar mempelajari Al Quran sehingga tanpa sadar ayat Al Quranpun didustainya seperti satu contoh di ayat 34:26 yang bertujuan "Mulia" supaya pembaca tahu siapa yang disebut "Tuhan kita".
Kejadian pendustaan tersebut tidak diherankan sebab sudah tersirat di Q.69:49.
Q.69:49, Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
Jadi bisa dipastikan hanya mereka para pembaca Al Quran yang mendustai ayat-ayat tertentu (kamu: si'pembaca surat), karena ayat-ayat tersebut setelah diselidiki mendalam dengan membaca kitab terdahulu, ternyata ujung-ujungnya menuju kepada Yesus Kristus yang tertulis di Injil yang disebut "Tuhan kita", oleh karena sudah ada rasa antipati terhadap nama tersebut, maka mereka dengan sadar atau tanpa sadar telah menyangkalNya sehingga kafir terhadapTuhannya sendiri !
Jadi akar permasalahan yang membuat pembaca mengingkari / mendustai ayat tertentu.
Yaitu karena ujung-ujungnya jenis ayat-ayat tersebut menyangkut / menyinggung figur wewenang dari Nama Yesus Kristus yang dibencinya walaupun tanpa sebab !
Kebencian nama tersebut terjadi tanpa disadari oleh hampir semua pembaca, dan hal itu bisa dibuktikan bahwa dizaman sekarang semua orang mengetahui nama-nama nabi hanya dari tulisan yang ada di dalam kitab-kitab yang sudah ada ribuan tahun yang lalu, Jadi mengapa hanya nama Yesus Kristus saja yang kurang berkenan ?
Apalagi nama tersebut disebut berikut posisi / status /jabatanNya : "Tuhan Yesus Kristus !"
Jadi apabila ada orang atau mungkin anda sendiri ada rasa anti pati terhadap nama "Yesus Kristus" bahkan membenci "kaum Kristen" (sebutan untuk para pengikut "Kristus" apapun kelompoknya) hal itu tidak membuat mereka geram, akan tetapi mereka kaum kristen semakin yakin terhadap "Kristus"dikarenakan anda membenci mereka.
Itulah sebabnya jika ada kaum nasrani dizolimi, mereka pada umumnya diam saja !
Contoh kenyataan dalam kehidupan ini, apabila ada rumah ibadah umat nasrani di rusak atau di "bom" oleh kelompok orang-orang tertentu, maka hal itu tidak diherankan sebab ujung-ujungnya pasti akibat kebencian terhadap nama "Yesus Kristus". Jadi kalau di selidiki dengan mendalam maka "misteri bom bunuh diri" yang terjadi terhadap rumah ibadah kaum nasrani, hal itu berhubungan erat dengan kekuatan jahat dari "dunia lain / alam ruh" yang mempengaruhi kehidupan rohani setiap pribadi pelakunya sehingga beranggapan keliru yang mengakibatkan tibul niat buruk untuk merugikan diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu “bom bunuh diri” tersebut merupakan sebuah misteri yang berhubungan dengan “misteri akan sebuah nama” yang dibenci tanpa alasan, dan hal itu nyata.
Sebab apa yang pernah dikatakan Yesus Kristus di Injil sejak dahulu adalah benar !
Tersirat di :
Injil Yohanes 15:18 & 25.
ayat 15; .......... "Jikalau dunia membenci kamu,ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.
Ayat 25; ....... Mereka membenci Aku tanpa alasan.
Sekalipun kalau ada umat mumin / Islam membenci orang Kristen / nasrani, hal itu disebabkankecerobohan pada saat membaca Al Quran, sehingga pembaca Al Quran tidak menyadari bahwa kaum beriman / mu'min hanya mendapati persahabatan dari orang- orang "Nasrani", tersirat disurat 5. AL MAA IDAH : 82.
Q.5:82, yaitu; Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang- orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib,(juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Oleh karena itu jika ada orang-orang mu'min / Islam yang semasa hidupnya membenci Yesus Kristus bahkan menyangkalNya akibat dari salah / keliru dalam menafsirkan ayat Al Quran, maka mereka akan sadar setelah di akhirat nanti sehingga mereka akan menyesali Al Quran yang diyakini itu, sebab diwaktu masih hidup di dunia mereka tidak mau mempelajari arti dari makna ayat-ayat yang ada di dalamnya tetapi hanya melafalkan saja, sehingga tidak sadar akan tujuan "Mulia" Al Quran yang sesungghunya yaitu memperkenalkan siapa Tuhanmu yang tersamar dalam ayat-ayat Mutashabihat.
Penyesalan tersebut pasti terjadi karena hal itu sudah tersirat di Q.69:50.
Q.69:48
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
69:49
Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
Q.69:50
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
Kesimpulan dari ketiga ayat tersebut jelas seperti penjabaran diatas, yaitu membuktikan bahwa ayat-ayat Mutasyabihat yang bertujuan supaya pembaca cari tahu mengenai tokoh pembawa Injil sesungguhnya adalah Tuhan sendiri yang menjelma dalam rupa manusia, karena "Dia" berwujud manusia pasti memiliki nama yaitu:Yesus Kristus.
Akan tetapi semua pembaca Al Quran tidak mau percaya hal itu karena sudah terjebak dalam ayat-ayat "Mutasyabihat". Sehingga para pembaca nanti diakhirat baru menyadari bahwa mereka diwaktu hidup di dunia termasuk orang-orang yang kafir terhadap Tuhannya sendiri, yang ternyata bahwa "Dia" Yesus Kristus adalahTuan diatas segala tuan atas manusia di bumi
dengan nama lain yaitu Raja diatas segala raja sehingga "Dia" disebut "Raja Manusia" dan di dalamnama "Dia" ada kuasa untuk menghardik kuasa jahat / syaitan yang selalu menggangu manusia, hal itu tersirat di dalam ayat Al Quran surat terakhir AN NAAS (MANUSIA) dengan sebutan:"Malikin naas". ( "Raja manusia" )
Jadi jelas bahwa yang disebut kafir dalam ayat Q.69:50 adalah orang yang diwaktu masih hidup di dunia kafir terhadap Tuhan yang berHak membangkitkannya, yang tidak lain kafir atau menyangkal bahwa Tuhan adalah “Yesus Kristus”, dan kenyataannya sampai hari ini hampir semua orang mu’min / Islam memang kafir terhadap “Tuhan Yesus”.
Kalau pembaca berpendapat bahwa yang menyesali Al Quran nanti bukan orang mu'min / Islam, berarti pembaca menyangkal bahwa “Allah Maha Adil !”
Sebab bagaimana mungkin orang-orang yang tidak tahu menahu bahkan tidak pernah menyentuh Al Quran bisa menyesalinya ???
Sekarang timbul pertanyaan: Bagaimana keadaan diakhirat nanti apabila orang mu'min / yang mengaku Islam selama hidupnya tidak pernah membaca Al Quran, apakah mereka menyesali Al Quran ?
Jawabnya: Kenyataannya sampai pada hari ini hampir semua orang mu'min selama hidupnya di dunia tidak pernah membaca Al Quran, dan walaupun mereka pernah mendengar nama Yesus Kristus melalui " berita gembira / Injil" tetap saja mereka tidak mau percaya bahkan menyangkal "Tuhan kita" yang tidak lain adalah"Yesus Kristus", yang akan mengumpulkan semua orang di hari pembalasan / sesuai dengan Q.34:26.
Hal itu disebabkan mereka selama hidup di dunia hanya mendengarkan dari para Pemimpin / Ulama / Imamnya yang mengajarkan mereka bahwa "orang nasrani sesat !"
Oleh karena itu mereka nanti di akhirat tidak akan menyesali Al Quran karena mereka tidak tahu menahu tentang isinya.
Dengan demikian mereka kelak di hari pembalasan nanti hanya menyesali para Pemimpin / Ulama / para Imam-imam mereka saja, sebab para Imam / pemimpin / ulama mu'min / Islam tidak memberikan keterangan tentang kebenaran yang hakiki, (yaitu; Isa Al Masih dalam Al Quran adalah "kisah manusia yang tidak berdosa" yang dikenal sebagai figur manusia pembawa Injil, sedangkan Yesus Kristus yang tertulis di Injil sebenarnya adalah "Tuhan kita").
Kekecewaan umat terhadap pemimpinnya sudah tersirat di surat . 33 AL AHZAB :67.
Q.33:67
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin danpembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Jelas ayat diatas tertulis di dalam Al Quran yang merupakan kitab yang diyakini oleh semua orang mu'min / Islam.
Dalam ayat tersebut tergambar jelas mereka (umat mu'min / Islam) mengeluh kepada Tuhan yangber "Hak" mengadilinya.
Mungkin sewaktu masih hidup di dunia mereka pernah mendengar dari orang nasrani bahwa yang berjanji akan "mengumpulkannya / menghakimi" adalah Tuhan Yesus .
Akan tetapi mereka tetap menyangkal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat
dikarenakan menta'ati ajaran dari para pemimpinnya.
Jadi kesimpulannya: bahwa kita / mereka umat mu'min / Islam yang tidak pernah membaca
Al Quran / tidak tahu menahu tentang isi Al Quran, maka kita / mereka kelak bukan menyesali Al Quran akan tetapi akan menyesali para pembesar dan pemimpin yang kita / mereka ta'ati.
Oleh karena itu ayat tersebut (Q.33:67) "merupakan peringatan" bagi kita semua pembaca Al Quranterutama para pemimpin dan pembesar mu'min / Islam yang tidak memberikan keterangan yang benar tentang hal itu.
Coba kita pikirkan apa yang disesatkan oleh para pemimpin kita mu'min / Islam ?
Sedangkan hingga sampai saat ini tidak ada satupun para pemimpin mu'min / Islam yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus yang tertulis di Injil adalah Tuhan !
Akan tetapi kenyataannya kebalikan, yaitu ajaran-ajaran yang mereka (ulama) berikan kepada umat mu'min / Islam menyangkal Tuhan Yesus Kristus, dan secara langsung maupun tidak, melarang umatnya untuk membaca Injil dengan berbagai alasan.
Jadi karena ajaran pemimpin / ulama maka hampir semua umat mu'min / Islam berpendapat bahwa umat nasrani "sesat" karena mempertuhankan manusia..
Oleh karena itu kalau sekarang ini anda telah membaca penjabaran diatas, dan kalau anda merasa sebagai seorang imam dalam keluarga bahkan Imam atas ribuan atau jutaan umat mu'min / Islam, maka kelak mereka itu menjadi tanggung jawab anda !
Sebab sudah tertulis di Q.33:67 bahwa semua umat mu'min / Islam disaat pengadilan nanti akan kena azab, hal itu disebabkan karena anda sebagai pemimpin / panutan yang dita'ati ternyata telah menyesatkan mereka yaitu menyangkal Tuhan Yesus Kristus yang kelak "berHak" mengadili kita semua.
Jadi tidak heran kalau umat mu'min / Islam di akhirat nanti akan kena azab (satu kali lipat) karena disesatkan oleh anda sebagai pemimpinnya, sehingga mereka akan mengutuk dan menuntut anda supaya diazab dua kali lipat dari mereka, tertulis di Q33:68
Q.33:68
Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukkan yang besar".
Apakah anda sebagai Ulama siap atas tuntutan para umat kepada "Tuhan kita" ?
Jadi agar tidak terjadi bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran terhadap "Tuhannya" (Q.5:68), maka anda sebagai Ulama/ Pemimpin umat mu'min / Islam adalah sebagai kunci awal pembuka"misteri kebenaran" yang kenyataannya jelas merupakan "Hubungan tersembunyi antara Al Quran dan Injil" yang selama ini tidak di hiraukan !
Karena sebagian besar umat mu'min / Islam tidak membaca bahkan tidak tahu menahu tentang Al Quranapalagi kitab Injil yang memang anda larang untuk dibaca dengan berbagai macam alasan walaupun tanpa bukti yang sah !.
Ket: Sedangkan Q.5:68 menghimbau untuk membaca Taurat dan Injil.
Jika mengacu pada isi ayat tersebut (Q.5:68) dan kalau kita menuduh Injil yang sekarang adalah palsu sehingga tidak mau dibaca !, maka timbul sebuah pertanyaan: Sampai kapan semua orang mu'min / Islam bisa menjalankan himbauan Allah dalam ayat tersebut untuk membaca Injil agar dipandang beragama ?
Bahkan bisa diartikan secara luas bahwa semua orang tanpa terkecuali (Islam / Kristen) adalahsia-sia kalau Injil yang ada "Palsu !", jadi dengan kata lain semua manusia di dunia tanpa terkecuali adalah munafik karena tidak dipandang beragama sedikitpun !
Oleh karena itu pendapat: “katanya Injil sekarang palsu” adalah suatu kekeliruan !
Sebab tulisan inipun berdasarkan “Al Quran dan Injil” yang sekarang beredar !
Karena seperti sudah ditegaskan dalam Q.33:67 bahwa mereka hanya menta'ati anda sebagai pemimpinnya.
Oleh karena itu mulai saat ini kalau anda merasa sebagai Imam besar ataupun kecil
anda harus bertanggung jawab memberikan penjelasan tentang :
"siapa Isa dalam Al Quran" dan "siapa Yesus Kristus sesungguhNya di dalam Injil".
Hal itu supaya mereka para umat mu'min / Islam memahami duduk persoalan yang tersamar sehingga tidak terkecoh karena masalah tersebut !
Kalau semua umat mu'min / Islam tidak terkecoh lagi tentang hal itu maka mereka semua akan menyadari : bahwa memang tidak boleh mengatakan Isa adalah Tuhan, sebab yang "ber hak"atas sebutan tersebut adalah "nama Yesus Kristus”
yang tertulis di Injil Kristus.
Hal itu sesuai dengan anjuran tersamar tersirat di Q.34:26 : Katakan-lah "Tuhan kita".
Sekalipun anda sebagai pemimpin mu'min / Islam tidak mau mengakui penjabaran diatas,
hal itu tidak masalah sebab kita tahu bahwa masuk Islam tidak ada paksaan begitu pula menyimpulkan ayat-ayat Al Quran tidak ada paksaan bagi setiap pribadi yang bersangkutan.
Karena semua itu tanggung jawab masing-masing pribadi setelah meninggalkan dunia ini.
Jadi kalau anda mengajarkan yang salah kepada banyak orang maka anda harus bertanggung jawab lebih berat lagi !.
Kita harus ingat tujuan semua umat mu'min / Islam sejak kecil harus diajarkan mengkaji, supaya setelah mereka dewasa dapat menyimpulkan sendiri ayat-ayat yang "dikaji."
Oleh karena itu mulai saat ini kalau anda sebagai Imam besar ataupun kecil maka anda harus menguasai Ilmu pengetahuan terkait yaitu tentang kitab-kitab terdahulu.
Jadi mulai saat ini carilah "Injil Kristus" dan bacalah dengan pikiran tenang dan bukan untuk mencari perbandingan apalagi mencari kesalahan !.
Kalau kita sebagai pemimpim umat mu'min / Islam tidak membaca Injil dengan benar, maka di-ibaratkan kita sebagai orang tua yang "buta penglihatan" harus menuntun anak atau cucu kita yang masih balita ! Maka Apa jadinya ?
Contoh ilustrasi dalam kehidupan nyata kita:
Kalau kita seorang kakek yang buta penglihatan kemudian kita harus menuntun cucu-cucu kita untuk melintasi sebuah jalan maka kita sebagai pemimpin /penuntun pasti berada pada posisinya terdepan dalam barisan tersebut.
Kemudian dalam perjalanan kita menghadapi sebuah lubang yang kita tidak bisa lihat (karena buta) akan tetapi cucu-cucu kita yang masih balita melihat lubang tersebut, sekalipun mereka masih kanak-kanak tapi mereka punya naluri akan bahaya! Kemudian salah satu cucu yang melihat bahaya tersebut protes terhadap sikakek yang buta itu, kenyataannya dalam protes tersebut tidak ditanggapi bahkan sikakek marah, karena sikakek merasa dirinya benar sebagai orang tua yang harus dihormati.
Jadi apa yang terjadi kemudian ?; mau tidak mau karena keangkuhan sikakek semua harus ikut masuk terpelosok ke lubang tersebut, akan tetapi diantara cucu-cucunya pasti ada yang cerdik dan “pandai” sehingga menolak dan membangkang kemauan sikakek yang buta agar terhindar dari bahaya itu, maka cucu tersebut keluar dari barisan yang dipimpin kakeknya demi "keselamatan pribadinya".
Itulah sebuah ilustrasi yang menggambarkan kehidupan nyata antara umat mu’min terhadap pemimpinnya / Ulama mereka dalam hal mengkaji tafsir Al Quran.
Dimana para umat harus menta'ati para pemimpin / Ulama mereka, sehingga umat mu'min sulit bahkan dilarang untuk menentukan pengertian ayat-ayat secara pribadi, karena mereka didoktrin bahwa Al Quran merupakan otoritas dan posisi tertinggi dari kitab yang lainnya.
Hal itulah yang tidak disadari oleh kita, sebab segala keputusan yang diambil oleh seseorang maka kelak akan menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan saja, akan tetapi apabila keputusan tersebut akibat dipengaruhi oleh orang lain, maka orang yang mempengaruhi akan ikut bertanggung jawab atas pribadinya dan pribadi orang yang dipengaruhinya, (jadi tidak heran di dalam Q.33:68, ada tertulis "dua kali lipat").
Oleh karena Allah Maha Tahu maka Q.33:67 -68 merupakan "peringatan" bagi semua orang yang tidak teliti disaat mengkaji / mempelajari Al Quran kemudian mengajarkannya kembali kepada orang lain.
Sehingga orang tersebut harus bertanggung jawab atas pengajarannya !
Jadi mulai saat ini kalau ada seorang mu’min membaca kitab Injil dan menjadi Kristen karena kemauan pribadinya hal itu tidak dapat dipersalahkan. Maka sebagai pemimpin / Imam yang berjiwa besar serta mengerti makna "peringatan" dalam Al Quran dan menyimak ilustrasi tersebut diatas maka anda tidak boleh menghalangi niat mereka itu.
Perlu diketahui juga bahwa seorang mu'min sangat sulit sekali bisa percaya kepada Tuhan Yesus Kristus "sebagai jalan yang lurus" kalau bukan kemauannya sendiri dengan didasari kepasrahannya kepada Allah supaya dikehendakiNya !
Hal itu sudah tersirat di Q.76:3, Q.81:28-29.
Q.76:3, Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Q.81:28, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
Q.81:29, Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
Jadi makna dari ayat-ayat tersebut menjelaskan semua orang mu'min / Islam masih belum menempuh jalan yang dimaksud yaitu "jalan yang lurus itu !".
Sebab dalam Al Quran pada ayat tersebut Q.81:29 Allah sudah menegaskan bahwa; siapapun juga yang mau menempuh jalan yang lurus pasti tidak bisa, hal itu juga sudah ditegaskan di Q.24:46 bahwa hanya kehendak Allah menuntun manusia kepada jalan tersebut.
Q.24:46 yaitu: Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Kalau anda pembaca Al Quran sudah membaca "Injil Kristus" maka anda akan tahu bahwa ayat tersebut Q.76:3 - Q.81:28-29 dan Q.24:46 sebenarnya penegasan secara tersamar bahwa Yesus Kristus yang tertulis di Injil itulah yang disebut "jalan yang lurus" dan tidak sembarangan orang dapat menempuh jalan itu kecuali dikehendaki Allah Tuhan semesta alam.
Sebab hal itu jelas pernah disabdakan oleh Yesus sendiri diwaktu hidup sebagai manusia yang dicatat oleh muridNya (yang bernama Yohanes), hal itu tertulis di
Injil Yohanes 14: 6, yaitu;
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Dimana “jalan kebenaran dan hidup” yang dikatakan Yesus adalah penjelasan bahwa “Dia” Yesus merupakan gambaran sarana jembatan menuju kepada Allah Sang Haliq, oleh karena itu tidak sembarangan orang dapat percaya kepadaNya / Yesus. seperti sudah dikatakanNya di:
Injil Yohanes 6:65.
Injil Yohanes 6:65 yaitu;
Injil Yohanes 15:16 yaitu;
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu, ………..
Sedangkan 600 tahun kemudian Al Quran memberikan gambaran kembali tentang hal itu, supaya pembaca tanggap siapa nabi pembawa Injil itu !, tersirat di Q.43:61 dan Q.81:29
Quran surat 43 AZ ZUKHRUF: 61
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
Q.81:29, Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah,Tuhan semesta alam.
Ket: Kalau pembaca memahami makna hubungan antara ayat Injil dan Al Quran seperti penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kalau ada berita / isu tentang terjadinya kristenisasi hal itu tidak mungkin !
Sebab bukan karena kemampuan atau usaha manusia yang membuat setiap orang bisa percayaYesus Kristus / “jalan yang lurus” ! Akan tetapi karena dikehendaki / dipilih Allah, Tuhansemesta alam.
Hal itulah yang harus dipahami!
Ironisnya kalau merujuk pada ayat-ayat tersebut berarti sampai pada hari ini hampir semua orang mu'min / Islam keliru karena sudah merasa pada jalan yang lurus !
Kekeliruan tersebut pasti, karena Allah sudah mengatakannya bahwa semua orang mu'min / Islam tidak dapat menghendaki jalan itu ! (Q.81;29 .... kamu tidak dapat menghendaki)
Kekeliruan tersebut bisa dikoreksi yaitu; kalau memang kita sudah berada pada posisi jalan yang lurus, mengapa harus diulang-ulang membaca isi dari Q.1:6 agar diberikan jalan tersebut?
Jawabnya: Supaya pembaca sadar bahwa kalimat "jalan yang lurus" itu merupakan "sandi" yang harus dipecahkan bagi orang mu'min pembaca Al Quran !
Maka kalau bukan kemauan anda sendiri yang didasari hati yang tulus untuk mengetahui makna yang hakiki dari "jalan yang lurus itu", kelak anda akan menjadi orang-orang yang merugi, sebab Al Quran sudah menjelaskan dengan tersamar tentang hal itu (jalan yang lurus).
Jadi kalau anda yang sudah merasa benar harus bertanya dalam diri masing-masing;
“Jalan yang lurus” seperti apa yang saya tidak dapat kehendaki ?
Oleh karena itu semua ayat Al Quran yang bermakna “peringatan” berikut konsekuensinya, bertujuan supaya pembaca mengerti makna yang hakiki dari jalan yang lurus itu!
Hal itulah supaya semua orang yang meneliti Al Quran dan disertai membaca Injil akan tahu bahwa"Yesus Kristus'lah jalan yang lurus itu !"
Dengan demikian kalau anda sudah mengerti tentang kalimat "jalan lurus" yang hakiki dalam Al Quran, maka sekali lagi diingatkan bahwa harus kemauan anda sendiri untuk datang ke jalan itu yang tidak lain datang untuk percaya kepada Yesus Kristus !
Oleh karena itu Yesus Kristus sudah mengatakan, tertulis di Injil Yohanes 6:37, yaitu;
............ dan barang siapa yang datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
Jadi Al Quran diturunkan setelah Injil dengan tujuan untuk memperingati mereka yang masih membangkang terhadap Yesus Kristus yang merupakan jalan satu-satunya menuju kepada Allah, sebab sebelum ada Injil, Allah sudah berFirman dalam kitab Taurat yaitu:
"Ada jalan yang disangka lurus tetapi "ujungnya menuju maut !"
Dengan demikian semua orang harus hati-hati dalam memilih jalan untuk kembali kepadaNya.
Kalau tulisan dalam blog ini dibantah dengan segala macam alasan/ argumen, hal itu tidak heran.Sebab ayat-ayat tertentu dalam Al Quran yang diyakini saja kalau isinya mendukung kebenaranInjil walaupun secara tersamar kerap kali dibantah bahkan didustai oleh para pembacanya, apalagi tulisan ini !
Kalaupun ada pembaca Al Quran yang tidak mau mengakui bahwa nabi Isa adalah gambaran/figur dari Yesus Kristus, sehingga mereka berpendapat yang akan datang nanti diakhir zaman bukanYesus tetapi nabi Isa, hal itu sah saja !
Sebab pendapat tersebut boleh saja karena mempunyai arti tentang "yang Hak", dengan demikian jikalau nanti nabi Isa datang diakhir zaman maka nabi Isa "tidak akan berhak" mengadili umat Nasrani sebab umat nasrani secara hakiki adalah pengikut Yesus “Kristus", oleh karena itu merekadisebut umat "Kristen" (apapun kelompoknya).
Sekali lagi diingatkan: Itulah sebabnya kita harus tahu duduk persoalan yang mendasar yaitu;
Siapa NAMA Yesus Kristus didalam Injil ? dan siapa NAMA Isa Al Masih dalam Al Quran?
Oleh karena itu jelas Allah Yang Maha Tahu tidak akan keliru menulis ayat-ayatNya kepada NAMA siapa yang berHAK diberikan atas wewenagNYA .
Karena arti dari "bunyi" sebuah NAMA dalam Alam "ruh / ghoib" sangat penting !!!
Ingat ! Tidak ada satu dalih-pun dalam dunia ini yang bisa merubah Aqidah,
kecuali "Dia-lah" Yang Awal dan Yang Akhir.
Dari penjabaran diatas jelas bahwa Al Quran bertujuan memberikan penjelasan tersamar kepada orang-orang "Mu'min" dizaman itu diwilayah Al Quran pertama diturunkan agar mengenal siapa sesungguhnya Tuhanmu itu.
Oleh karena itu di dalam Al Quran jarang bahkan tidak pernah dijumpai suku kata yang berbunyi : "Allahmu !"
Jadi kalau orang mengkaji Al Quran tidak disertai dengan membaca Injil dan hanya sekedar tahubahwa Isa sama dengan Yesus, maka hal itu akan bisa berakibat fatal !
Sebab apabila orang yang bersangkutan menelan mentah-mentah arti bunyi dari kalimat : "Kafirlah orang yang mengatakan Isa adalah Tuhan", maka orang tersebut bisa berpendapat keliru sehingga akan menyamakan bahwa orang Nasrani adalah sesat !
Akan tetapi jika orang tersebut mengerti arti bunyi dari sebuah "nama",maka jelas bahwa kaum Nasrani tidak ada yang menyebut "Tuhan Isa !" tetapi kaum Nasrani menyebutnya : "Tuhan Yesus Kristus!"
Oleh karena itu juga orang tersebut (pembaca Al Quran) yang tidak mengerti akan keliru menafsirkan surat109. AL KAAFIRUUN, sehingga isi dari ayat-ayat yang ada di dalamnya seakan ditujukan kepada kaum nasrani !
Ironisnya sampai pada hari ini hampir semua pembaca Al Quran berpendapat keliru dalam penerapan ayat-ayat tersebut, sedangkan ayat-ayat di surat tersebut Q.109:1-6 dari awal ditujukan untuk kaum Quraisy yang sudah sejak dahulu dari zaman leluhur mereka (sebelum ada Al Quran) telah menyembah Tuhannya yang memiliki rumah itu, tersirat di Q.106:1-4.
Dalam ayat Al Quran selalu ditegaskan berulang-ulang bahwa "Allah Maha Tahu".
Jadi tidak heran dizaman itu Al Quran diturunkan hanya untuk diwilayah kaum yang telah membangkan terhadap berita gembira/kabar baik atau disebut Injil.
Hal itu jelas sudah tersirat di surat 19. MARYAM : 97
Q.19:97
Maka sesungguhnya telah kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.
Dalam ayat tersebut / Q19:97 , tersirat bahwa kabar gembira tersebut sudah lebih dahulu ada sebelum Al Quran ada, dan dalam ayat tersebut ditegaskan memang sudah ada orang-orang yang menolak kabar gembiratersebut, sehingga orang-orang tersebut disebut kaum yang membangkang.
Jadi jelas sebelum ada Al Quran memang sudah ada kaum yang menolak Injil.
Keterangan:
Injil artinya: "kabar gembira" atau "kabar baik".
Kitab Injil artinya: Kitab yang berisi "kabar gembira / kabar baik"
Jadi jelas Al Quran dengan ayat-ayat tentang nabi yang bernama Isa, dengan tujuan menceriterakan kembali secara tersamar akan sosok / tokoh pembawa Injil, oleh karena membahas sosok/tokoh tersebut maka semua ayat-ayat Al Quran tentang nabi "Isa" mencerminkan adanya hubungan dengan kitab Injil, yaitu kitab yang berisi tentang kabar gembira/baik.
Oleh karena itu Al Quran sejak awal ada yaitu untuk kaum "Mu'min" yang berserah diri kepada Allah dan masih berpikiran "netral" (yaitu tidak berpihak kepada Yahudi maupun Nasrani) agar dipelajari supaya mengetahui siapa sesungguhnya "Tuhanmu / Tuhanku / Tuhannya / Tuhan kami / Tuhan kita."
Hanya saja di dalam Al Quran tidak menyebut "nama" yang sesungguhnya dari Tuhan yang pernah hadir dalam rupa manusia, yaitu "Yesus Kristus," seperti contoh di
Ket: Makna dari sebuah "nama" adalah sesuatu sebutan untuk yang bersifat zhahir yang pernah dikenal / dilihat manusia atau dapat dibuktikan dengan akal manusia dan fungsi nama untuk membedakan dan menyapa / memanggil sosok yang bisa me-respon.
Oleh karena itu begitu pentingnya membaca kitab terdahulu "Taurat" dan "Injil" sebagai narasumbernya (tersirat Q.43:4 bahwa Al Quran terkandung dalam “Al Kitab”) dan Al Quran sebagai petunjuk serta umpan balik bagi pembacanya yang sudah menguasai "ilmu pengetahuan" terkait yaitu kitab sebelumnya/Taurat, Injil (Al Kitab).
Dengan demikian para pembaca menjadi tahu bahwa Al Quran suatu kitab yang membuat / membangkitkan / memancing pikiran para pembacanya agar berpikir kritis supaya tahu tentang misteri Allah di dalamnya.
Akan tetapi bagi pembaca yang tidak membaca Injil dan kitab Wahyu kemudian meng-kaji / mempelajari Al Quran saja, maka akan berakibat fatal yaitu akan mempersalahkan kitab-kitab terdahulu bahkan akan membantah tentang Allah yang seharusnya sudah diketahui oleh para pembaca Al Quran yang sudah membaca semua kitab-kitab terdahulu / sebelumnya.
Yaitu sebuah "misteri" yang disebut dalam namaNya adalah: "Yesus Kristus" Yang mempunyai sifat "Maha Pengasih dan Penyayang."
Gambaran akibat yang fatal tersebut sudah tertulis di : surat 22 AL HAJJ : 8
surat 22 AL HAJJ : 8, yaitu; Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allahtanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya..
Dalam ayat tersebut jelas kitab Wahyu harus dibaca oleh semua orang karena merupakan "kunci !",sebab dalam kitab tersebut isinya sabda Yesus setelah di alam ruh, dengan memberikan wahyu kepada Yohanes, dimana sabdaNya yaitu : "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir" dan Al Quran menegaskan kembali sabda tersebut di surat AL HADIID : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir.... .(seperti penjabaran diatas)
Dimana kitab Wahyu adalah kitab tersendiri yang terdapat dalam susunan "ALKITAB."
Keterangan: ALKITAB terdiri dari :
- Kitab Taurat atau disebut "Perjanjian Lama",
- Kitab Zabur atau disebut "Mazmur",
- Kitab Injil atau disebut "Perjanjian Baru",
- kitab "kisah para rasul" dan terakhir – “Kitab Wahyu”.
Pembahasan Ayat-ayat Al Quran membuktikan bahwa :
"Allah Maha Tahu !"
Karena Allah maha Tahu maka ayat-ayat Al Quran yang tidak akan pernah berubah hingga kini bertujuanmemberi peringatan bahkan ancaman bagi mereka yang tetap membangkang terhadap berita gembira yaitu"Injil keselamatan."
Oleh karena itu kalimat "Allah Maha Tahu" banyak tertulis dalam Al Quran, hal itu supaya pembaca sadar bahwa ayat-ayat yang bermakna peringatan ditujukan kepada semua orang yang
tetap menyangkal bahwa Yesus Kristus adalah "Tuhanmu" yang telah membawa berita gembira tentang ke-Rajaan Allah, yaitu tentang anugrah keselamatan bagi setiap manusia yang merasa berdosa !
Karena Allah Maha Suci, jadi tidak ada kompromi dengan dosa sekecil apapun, dan karena semua manusia telah berdosa jadi secara mutlak harus ada perantara menuju kepada Allah. Perantara tersebut haruslah manusia juga yang mutlak "suci total", tersamar di Q.53:38.
Q.53:38
; bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,……..
Isi ayat diatas sederhana, jika dibaca seadanya semua orang pasti sudah tahu !
Akan tetapi ayat tersebut (Q53:38) merupakan pelajaran / tekateki, dimana tekateki tersebut hanya bisa dijawab bagi mereka yang sudah membaca kitab-kitab terdahulu / sebelumnya dan menyimak dengan benar tata bahasa yang ada dalam ayat tersebut (Q.53:38).
Oleh karena itu kalau anda sudah membaca Injil Kristus dan kemudian meneliti Al Quran ayat Q.53:38, maka anda akan tahu bahwa ayat tersebut bertujuan untuk memancing pikiran pembaca yang kritis yaitu dengan kesimpulan: Bagaimana jika ada seorang yang suci dalam dunia ini?
Sebab dalam dunia ini semua anak adam berdosa !
Dengan demikian anda akan tahu bahwa maksud Allah dengan mudahnya menciptakan "Isa"(figur Yesus Kristus) seperti menciptakan nabi adam tanpa bapak duniawi, agar terwujud seoranglaki-laki yang suci dengan tujuan yaitu akan memikul dosa orang lain.
Jadi harus diingat: Bahwa Isa /figur Yesus satu-satunya manusia "bukan turunan adam"
Maka penciptaan
Isa (figur Yesus) merupakan
penciptaan kedua yang sangat penting dan harus di perhatikan oleh pembaca Al Quran seperti sudah
di ingatkan di Q.56;62.
Q.56:62: Dan
sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan
yang pertama, maka mengapakah kamu tidak
mengambil pelajaran untuk
penciptaan yang kedua?
Oleh karena itu 600 tahun kemudian setelah Injil, maka Al Quran menegaskan lagi (di Q.53:38) supaya semua orang tahu alasanya “Yesus Kristus di Injil disebut juruselamat”.
Itulah jawabannya bahwa Yesus Kristus “dapat memikul dosa” setiap orang yang mau percaya kepadaNya., supaya tidak menyesal dihari kiamat.
Semua terserah anda !
Semua terserah anda !
Jadi ayat tersebut Q.53:38 sebagai kunci dasar pemahaman bagi semua orang untuk mendapatkan jawaban bahwa: Seorang Yesus Kristus adalah penebus dosa manusia yang percaya kepadaNya" (Jadi begitu pentingnya himbauan dalam Q5:68 supaya membaca Injil !)
Contoh ayat Al Quran yang membuktikan "Allah Maha Tahu!" bahwa setiap pembaca Al Quran tidak akan mungkin mau membaca Injil, bahkan yang sudah membacapun tetap tidak
mau percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhanmu, artinya sama saja mereka dengan sengaja tidak menghiraukan apa yang pernah dikatakan Tuhan Yesus yang tercatat di dalam "Injil ."
Oleh karena itu beberapa ayat Al Quran menggambarkan keadaan diakhirat nanti, bahwakonsekuensi yang harus diterima bagi para pembaca Al Quran yang tetap berkeras hati tidak mau mengakui Yesus Kristus yang tertulis di Injil adalah "Tuhanmu" yang akan menghukum siapa saja yang menyangkalNya !
Contoh : surat.19 MARYAM :71
Dan tidak ada seorangpun daripadamu, malainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Ayat diatas jelas ditujukan kepada pembaca Al Quran ("daripadamu"), dimana makna dari ayat tersebut sebuah vonis (suatu kemestian) yang sudah ditetapkan oleh Tuhan kita.
Walaupun demikian bunyi ayat tersebut, hal itu supaya setiap orang mu'min / Islam sadar!
Ironisnya tidak ada satupun ayat Al Quran yang menyuruh pembaca ke neraka !
Jadi mengapa dalam ayat tersebut (Q.19:71) ditegaskan bahwa dengan sengaja neraka "didatangi"oleh orang mu'min / Islam ? /“dari padamu” artinya ditujukan kepada kita yang membaca surat
Oleh karena itu kalau anda hanya membaca Al Quran dan tidak membaca Injil dengan hati tulus, maka andatidak akan dapat memahami makna penting yang menyangkut keselamatan jiwa anda dari hukuman neraka di akhirat, karena anda tidak akan bisa keluar dari lingkaran ayat-ayat Al Quran yang pasti bagi anda penuh dengan misteri !
Hal itupun sudah disinggung oleh rasul Muhammad yang tercatat dalam Hadits Shahih Bukhari 1577pada kalimat terakhir yaitu: ................Tiadalah tinggal dalam Neraka kecuali orang yang dipenjarakan Qur'an dan mesti kekal di dalamnya.
Jadi pemahaman tersebut tidak akan anda tahu kalau anda tidak membaca Injil dengan benar.
Sebab di dalam Injil Markus 16 :16, Tuhan Yesus pernah bersabda ;
Siapa yang percaya dan dibabtis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Jadi ayat Al Quran 19:71 yang bermakna ancaman membuktikan :"Allah Maha Tahu !"
bahwa sampai pada hari ini hampir semua umat mu'min / Islam dengan sengaja menolak membaca "Injil Kristus", dengan demikian dengan sengaja menantang konsekuesi (hukuman) apa yang pernah disabdakan Tuhan Yesus di Injil Markus 16:16.
Oleh karena itu tidak heran kalau dalam ayat Q.19:71 menegaskan dengan sengaja orang mu'min / Islam mendatangi konsekuensi tersebut yaitu hukuman "neraka."
Contoh lagi ayat Al Quran yang membuktikan (secara samar) "Allah Maha Tahu !", bahwa :
Nanti semua orang mu'min setelah berada di alam kubur baru mengakui Tuhan Yesus serta mengakui juga kebenaran yang pernah dikatakan oleh rasul Paulus (selain Muhammad) tentang yang punya kuasa pada hari berbangkit, yang disangkalnya waktu masih hidup di dunia !
Contoh surat 36. YAA SIIN : 51-52
Judul: Keadaan semua orang-orang mu'min di hari kiamat.
51 : Dan ditiuplah sangkakala , maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
52 : Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
Ayat diatas (Q.36:51-52) selalu dibacakan apabila ada kerabat / famili yang meninggal dunia, hal itu bertujuan agar para hadirin yang masih hidup di alam zhahir supaya sadar !
Apakah anda siap keadaannya nanti akan celaka diakhirat ("Aduhai celakalah kami").
Mengapa dalam ayat tersebut menggambarkan bahwa di hari kiamat nanti semua keadaan orang mu'min akan celaka karena tidak ada yang membangkitkan dari kuburnya ?
Dalam surat tersebut ayat 52 menimbulkan dua pertanyaan:
Tuhan siapa yang pernah berjanji ?
Rasul siapa lagi selain rasul Muhammad yang membenarkan tentang hari berbangkit ?
Dalam ayat tersebut (Q.36:51-52) tersirat bahwa orang-orang mu'min baru mengakui memang ada Tuhan Yang Maha Pemurah pernah berjanji membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya ("Inilah janji Tuhan"),dan mengakui bahwa ada rasul yang lain selain rasul Muhammad ("benarlah Rasul-rasulNya") yang membenarkan tentang hal itu, akan tetapi pengakuan tersebut sia-sia karena sudah terlambat !(pengakuannya sudah di alam kubur).
Jadi mulai sekarang kita harus tahu dan sadar bahwa ayat tersebut sesungguhnya ancaman bagi siapa saja yang kafir terhadap Tuhan yang telah berjanji tentang hal tersebut !
Oleh karena itu dalam ayat tersebut (Q.36:51-52) ditekankan dengan suku kata "mereka", yang jelas mereka itu adalah orang-orang yang diwaktu hidup di dunia tidak mau mengakui bahwaTuhan Yesus Kristus adalah "Tuhan kita !"
Sekarang timbul pertanyaan apakah kita mau seperti "mereka" kelak ?
Jadi surat 36. YAA SIIN ayat 51-52 merupakan salah satu contoh "peringatan"
untuk orang-orang mu'min yang masih "berpikiran netral" supaya terjaga sehingga berpikir kembali untuk mencari tahu siapa yang dimaksud Tuhan yang telah berjanji, dan siapa yang dimaksud rasul yang lain lagi yang kita tidak ketahui selama ini ?, seperti yang dikatakan Allah dalam ayat tersebut ?
Pengakuan tersebut menggambarkan bahwa diwaktu mereka masih hidup di dunia mungkin pernah membaca atau mendengar berita Injil, memang hanya Yesus Kristus saja yang pernah berjanji akan membangkitkan orang yang percaya kepadaNya (tertulis di Injil Yohanes 6:37-39)dan mereka sudah mendengar bahwa ada rasul lain selain Muhammad yaitu rasul Paulus yang sudah terlebih dahulu membenarkan tentang hari berbangkit (tertulis di Tesalonika 4:16).
Yohanes 6:37 yaitu; Semua yang diberikan Bapak kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
Yohanes 6:38 yaitu; Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mungutus Aku.
Yohanes 6:39 yaitu; Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
1 Tesalonika : 16, yaitu ;
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
Kesimpulan dari ayat-ayat tersebut diatas jelas bahwa hanya Allah yang menghendaki orang datang kepada Yesus Kristus, jadi barang siapa yang masih hidup di dunia dan mau datang (percaya) kepada Yesus, maka orang tersebut tidak akan dibuang tetapi dibangkitkan untuk
"dikumpulkan" dengan tujuan menghadapi "pengadilan akhir" agar mendapatkan kesempatan hak keadilan dari Allah atas amal perbuatannya.
Oleh karena itu Q.34:26 menegaskan bahwa disaat itu / hari kiamat semua harus mengakui,
Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua....... .
Jadi jelas barang siapa yang diwaktu hidupnya menyangkal Tuhan Yesus , maka di hari kiamat orang tersebut akan mengakui dirinya celaka ("Aduhai celakalah kami") karena tidak ikut dikumpulkan sebab tidak "dibangkitkan" dari kuburnya, tergambar di Q.36:52.
Kalau anda sudah menyimak semua penjabaran diatas maka anda harus mengakui bukti kebenaran Al Quran yang mendukung kebenaran Injil Kristus, yaitu dengan cara menyajikan ayat-ayat tentang peringatan yang berakibat buruk dikemudian hari bagi siapa saja yang
menyangkal wewenang dari Tuhan Yesus Kristus di akhir zaman terhadap semua orang tanpa terkecuali termasuk anda dan saya juga bila ikut menyangkalNya.
Kesimpulannya jelas bahwa di hari kiamat Yesus Kristus akan membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya dari "tempat tidur" (kubur) untuk dikumpulkan semua, kemudian semua orang yang percaya tersebut akan dibawa untuk menghadapi pengadilan Allah supaya mendapatkan pahala sesuai amal perbuatannya dari Allah Yang Maha Adil.
Sedangkan orang-orang yang “kafir” kepada Yesus Kristus akan tetap tinggal di alam bawah/siksa kubur dimana mereka keadaannya "celaka" walaupun tiba hari berbangkit.
Dengan demikian jelas karena Isa adalah figur Yesus, maka Al Quran pun menegaskan secara tersamar tentang hal itu : bahwa semua orang pengikut Isa tidak akan berada di alam bawah (siksa kubur) tetapi ditinggikan sampai hari kiamat, tersamar di Q.3:55.
Itulah sebabnya kalau kita hanya membaca Al Quran dan tidak membaca Injil dengan benar, maka tidak akan mungkin tahu makna dari ayat Q.36:51-52, apalagi untuk percaya bahwa Yesus Kristus itu Tuhan!
Oleh karena itu ayat di Q36:52 merupakan gambaran kelak bagi mereka yang tidak mau tahu apa yang pernah dipesankan Yesus Kristus di : Injil Yohanes 14: 6.
Injil Yohanes 14: 6, yaitu;
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Jadi kalau anda sudah mengerti penjabaran diatas maka anda akan tahu bahwa semua ayat Al Quran tentang hari berbangkit dengan tersamar memberikan gambaran supaya semua orang mu'min berpikir : Bahwa pada saat hari kiamatlah seorang baru bisa dinyatakan "kafir" kalau orang tersebut selagi masih hidup di dunia"menyangkal Tuhan" yang akan membangkitkannya !
Ket: Orang disebut kafir kepada Tuhannya yaitu orang yang menyangkal / menolak
setelah diberi tahu. Kalau sejak lahir selama hidupnya orang tersebut tidak pernah tahu / mendengar tentang “siapa Tuhanmu”, maka orang tersebut tidak bisa dibilang kafir kepada Tuhannya, sebab apa yang mau disangkal kalau tidak tahu karena belum pernah mendengar“berita" tentang siapa Tuhanmu yang akan membangkitkanmu !
Kalau anda tidak membenarkan Al Quran tentang hal tersebut, maka segala amal perbuatan anda akan sia-sia pada hari kiamat, karena siapa yang menyangkal Tuhan Yesus Kristus tidak akan "dibangkitkan" olehNya.
Sehingga orang tersebut tidak akan sampai ke hadapan Allah untuk menghadapi pengadilan akhir, oleh karena itu orang tersebut “tidak ada pengharapan lagi” untuk mendapatkan haknya atas keadilan dari "Allah Yang Maha Adil" sesuai amal ibadahnya.
Hal itu sudah tersirat di surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
Jadi ayat tersebut menggambarkan keadaan orang mumin di hari kiamat yang tidak membenarkan Al Quran yang mendukung kebenaran Injil.
Oleh karena itu yang perlu diketahui oleh pembacanya bahwa sejak awal dizaman itu Al Quran hanyalah pelajaran dan peringatan bagi semua orang yang berserah diri kepada Allah tetapi belum percaya kepada Yesus Kristus yang sudah dikenal 600 tahun sebelum ada Al Quran.
Maka melalui Al Quran-lah yang memberikan peringatan serta ancaman-ancaman yang sebenarnya ditujukan kepada orang yang tetap menyangkal Tuhannya walaupun sudah mendengar berita Injil.
Jadi semua terserah anda mau percaya Tuhan Yesus atau tidak yang tertulis di Injil.
Oleh karena itu kesimpulannya: bahwa gambaran akan "Sorga" yaitu suatu konsekuensi yang diterima bagi orang yang selagi hidup di dunia percaya kepada Tuhannya (yang berkuasa membangkitkan) disertai perbuatan baik / menjauhi dari kejahatan !
Sedangkan gambaran akan "Neraka" yaitu konsekuensi yang diterima bagi orang yang selagi hidup di dunia menyangkal Tuhannya (yang berkuasa membangkitkan) walaupun sudah melakukan amal kebaikan, dan bagi mereka yang sudah percaya tetapi tidak bertaubat dari dosa!
Akan tetapi kalau anda tetap tidak percaya sosok Tuhan yang telah berjanji !, maka segala"konsekuensinya" sudah jelas dan nyata di dalam ayat-ayat Al Quran itu sendiri.
Ironisnya sampai pada hari ini semua umat mu'min tidak menghiraukan peringatan-peringatan dalam ayat-ayat Al Quran yang sesungguhnya merupakan konsekuensi buruk akibat menyangkal Tuhan Yesus.
Hal itu tidak perlu diherankan karena dari generasi kegenerasi semuanya sudah tertanam dalam benak pikiran bahwa Injil "katanya palsu" walaupun tanpa ada bukti yang "sah" , bahkan para pemimpin / ulama melarang umatnya membaca kitab Injil sehingga mereka umat mu'min enggan membacanya.
Karena tidak membaca “Injil Kristus” maka semua umat mu'min / Islam tidak akan tahu makna ancaman-ancaman bagi dirinya yang ada dalam ayat-ayat Al Quran .
Oleh karena ketidak tahuannya maka semua umat Mu’min / Islam
selama hidupnya tidak akan pernah takut ataupun resah terhadap ayat-ayat tersebut.
Sebab sifat manusia kalau tidak tahu atau "tidak merasa bersalah" maka manusia tersebut tidak akan pernah takut terhadap "ancaman apapun !".
Jadi mengapa Al Quran hanya menjelaskan keadaan orang mu'min saja yang menyedihkan pada hari kiamat (Q.36:52)?
Dan mengapa tidak ada penjelasan tentang keadaan yang “menyedihkan” bagi orang-orang diluar mu'min pada hari kiamat?
Jawabannya: Karena hanya kitab Al Quran saja yang menyinggung tentang
nabi pembawa Injil / “berita gembira” yang tidak lain menyinggung tentang
Tuhan Yesus Kristus (yang berkuasa pada hari berbangkit).
Maka hal itu tidak akan anda ketahui kalau tidak membaca Injil Kristus dengan benar !
Jadi setelah anda membaca penjabaran diatas, maka bisa disimpulkan bahwa kitab Al Quran sifatnya hanya menyarankan bagi pembacanya jika nanti disaat hari kiamat agar semua orang di Dunia mengatakan bahwa Yesus Kristus bukan lagi “Anak Manusia” melainkan posisi / status "Dia adalah Tuhan". (tersamar di Q.34:26)
Kalaupun anda sekarang masih hidup di Dunia tidak mau mengakui Yesus Kristus adalah "TuhanYang Maha Pemurah" hal itu tidak masalah !
Tetapi Al Quran sudah “menggambarkan akan penyesalan” anda nanti dihari kiamat karenamenyangkal Tuhan Yang Maha Pemurah tersebut ! (tersirat di Q.36:52)
Oleh karena itu kalau kita sudah memahami bahwa “Isa anak Maryam” yang tertulis di dalam Al Quran adalah figure dari “Yesus Kristus” yang tertulis di Injil, maka kita harus berpikir kembali jika masih menyangkal Yesus Kristus “anak Maria” adalah “Tuhan kita”.
Sebab hanya Tuhan ‘lah yang sanggup / ber’Hak datang kembali / turun ke Dunia ini di hari pembalasan untuk mengadili kita semua, kemudian menjadi imam diantara manusia !
Jadi bagai manakah keadaan anda dan saya jika sekarang menyangkal bahkan menghujat Yesus Kristus “anak Maria” yang akan datang di hari pembalasan nanti ??
Oleh karena itulah Rasul Muhammad sudah memberikan “isarat” yaitu hanya menyebutnya “anak Maryam” tanpa nama “Isa”, di Hadits Sahih Bukhari no: 1504.
Hadits Sahih Bukhari no: 1504.
Dari Abu Hurairah
r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: ”Bagaimanakah
keadaan mu apabila anak Maryam turun kepadamu
dan menjadi imam di anrtara kamu”.
Ket: Jelas sabda rasul kalau menyinggung kuasa keIllahian dari tokoh nabi pembawa Injil yang menyangkut “iman keselamatan” setiap pribadi manusia di akhir zaman terhadap tokoh tersebut, maka perkataannya tidak pernah memakai kata / nama Isa!
Tujuannya supaya pendengar dizaman itu dan pembaca hadits sekarang
ingat siapa sesungguhnya “anak Maryam” yang terlebih dahulu tertulis di Injil?
Hal itu jelas sebab di
Al Quran saja yang kita yakini merupakan Firman Allah tidak pernah
menyebut nama Isa yang akan datang
diakhir zaman tetapi menyarankan pembaca dengan kalimat "Katakanlah: Tuhan kita yang akan mengumpulkan
kita semua,
(tersirat di Q.34:25).
Itulah sebabnya bahwa
Hadits merupakan perincian dan / atau tafsir dari Al Quran. Hadits berlandaskan
Al Quran. Karena Hadits disusun setelah nabi wafat, maka dalam menilai kebenaran pemberitaan Hadits, Al Quran dipakai sebagai batu ujian.
Jadi semua kembali kepada diri anda masing-masing, oleh karena itu
segala peringatan yang ada di Al Quran
membuktikan bahwa tanggung jawab manusia
kelak akan dihadapi oleh yang bersangkutan hanya seorang diri saja !
Sebab tidak ada satupun ayat Al Quran
yang menyebutkan bahwa nabi atau rasul dapat menolong manusia dari azab Allah !
Itulah sebabnya Yesus Kristus
disebut “Tuhan juru selamat” (yang sesungguhnya tersamar dengan nama “Isa” dalam Al
Quran) yang berHak” pada hari kiamat
nanti menyelamatkan manusia (yang percaya kepadaNya)
dari azab Allah dengan cara membangkitkan manusia tersebut supaya jangan
tertinggal di alam siksa kubur yang kekal dan “Dia”
tidak menghiraukan orang yang durhaka karena menghujat ataupun kafir
kepadaNya (tersirat di Q.36:52).
Oleh karena
rasul Muhammad tahu siapa “anak Maryam” yang sesungguhnya, maka rasulpun melarang para pengikutnya memuji dirinya berlebihan seperti kaum Nasrani / Kristen
memuji (memuliakan) “anak
Maryam”, sebab beliau tahu akibatnya kalau
dirinya dipuji secara berlebihan maka “anak Maryam yang sesungguhnya” yang tidak
lain bernama “Yesus
Kristus” (yang telah diberi kuasa atas Sorga dan Bumi) pasti akan dilupakan oleh para pengikutnya dan hal ini sudah terjadi sampai saat ini!
Hadits Sahih Bukhari no: 1503.
Dari Umar r.a., katanya: Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Janganlah kamu memuji
(memuliakan) saya berlebihan sebagai orang Nasrani memuji (memuliakan) anak Maryam. Saya hanya hamba Allah.
Maka katakanlah “Hamba Allah dan RasulNya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan Al Quran diturunkan dengan
ayat-ayat yang
“bermakna ancaman”,
yaitu ditujukan bagi mereka yang sudah mendengarkan
berita Injil (kabar gembira) tetapi tetap “membangkang
/ menyangkal” terhadap Yesus Kristus yang telah
diberi kuasa akan membangkitkannya !
Seperti tesamar di Q.19:97.
Apa sebabnya hampir semua pembaca Al Quran akhirnya
menyangkal Yesus Kristus adalah "Tuhan"?
Sebab hampir semua umat mu'min / Islam semasa hidupnya meremehkan Al Quran
yang penuh tantangan baik ghaib dan logika.
Hal itu sudah diakui Rasul Muhammad sebagai orang pertama yang menerima Al Quran, tersirat di Q.25:29-30 & Q.72:4.
Q. 25. AL FURQAAN : 29
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran sesudah Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Q. 25. AL FURQAAN : 30
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan".
.
Q. 72. AL JIN ( JIN ) : 4
Dan bawasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.
Kesimpulan inti dari penjabaran diatas:
Semua orang telah mengenal Allah sebelum rasul Muhammad datang.
Akan tetapi Al Quran diturunkan kepada rasul Muhammad agar disiarkan kepada orang-orang mu'min / berserah diri kepada Allah, supaya dipelajari dengan cara dikaji berdasarkan petunjuk yang ada di dalamnya terutama himbauan untuk membaca kitab sebelumnya dengan tujuan mengenal siapa sesungguhnya yangdisebut-sebut oleh Allah sendiri dalam ayat-ayat Al Quran : Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan kita, Tuhan kami !
Oleh karena itu kalau anda mengkaji Al Quran tidak hati-hati terhadap kekuatan / gangguan syaitan maka akan menjadi fatal, sebab syaitan yang terkutuk selalu berusaha dari Al Quran bisa menyesatkan andaseperti pengakuan rasul Muhammad di Q.25:29, dengan demikian wajib sebelum membaca Al Quran minta perlindungan kepada Allah / tersirat di Q.16:98.
Akan tetapi barang siapa yang mengkaji Al Quran dengan teliti dan hati-hati maka mereka akan tahu bahwa yang boleh disembah hanya ada satu Tuhan yang resmi yaitu yang ada di samping Allah saja, tersamar di Q.26:213 & Q.27:64.
Q.26:213 yaitu: Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di’azab.
Oleh karena itulah jin / syaitan mengakui bahwa Al Quran mena'jubkan, sehingga jin / syaitan membuat suatu pernyataan yang maknanya akan menghalangi / mengganggu setiap orang yang sedang mengkaji Al Quran,agar orang yang bersangkutan sulit untuk memahami makna dari ayat-ayat yang bertujuan mengungkap tentang misteri akan Tuhan yang hakiki, sehingga orang tersebut tidak menghiraukan ayat-ayat tersebut !
Jadi pada dasarnya syaitan tidak menyukai orang yang sedang mengkaji Al Quran karena bisa mengenal / tahu sehingga orang tersebut akan beriman / bersekutu dengan Tuhannya.
.
Akan tetapi Allah sendiri di dalam Ayat Al Quran memberikan penerangan agar pembaca tahu bahwa syaitan itu tidak ada kuasanya untuk mengganggu siapa saja yang sudah percaya danbertawakkal kepada Tuhannya, tersirat di Q.16:99.
Q.16:99, Sesungguhnya syaitan tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman danbertawakkal kepada Tuhannya.
Oleh karena itu Al Quran (Q.16:98) merupakan rambu-rambu peringatan kepada siapa saja yang belum percaya kepada Tuhannya, yaitu; kalau mau membaca Al Quran harus'lah meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan syaitan yang terkutuk.
Q.16:98, Fa-idzaa qara'tal-qur-aana fasta'idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
Q.16:98, Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Ironisnya sampai dengan hari ini setiap orang mu'min / Islam kapanpun dan dimanapun berada apabila mau membaca / mengkaji Al Quran dengan pasti mengucapkan permohonan kepada Allah supaya jangan diganggu syaitan yang jahat.
Ucapan tersebut selalu dilakukan karena semua orang mu'min / Islam masih dalam taraf pengkajian sehingga belum mengerti makna hubungan dari Q.16 ayat 98 terhadap ayat 99, yang sesungguhnya ayat-ayat tersebutbertujuan memicu pikiran pembaca agar mencari tahu: "Siapa Tuhannya itu ?" yang dikatakan Allah dalam ayat tersebut / Q16:99 ?
Maka dengan ucapan permohonan tersebut membuktikan bahwa semua orang mu'min / Islambelum percaya kepada Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan yang di dalam namaNya ada kuasa dialam alam ruh sehingga ditakuti oleh syaitan terkutuk /Q.16:99.
Oleh karena itu Q.16:99 bermakna: Supaya orang Mu’min tahu siapa Tuhanmu! Karena belum tahujadi tidak heran semua orang Mu’min belum percaya kepada Tuhan yang berkuasa atas segala makhluk yang kasat mata maupun yang tidak terlihat kasat mata.
Disinilah yang harus kita sadari bahwa sesungguhnya jin / syaitan-lah yang mempengaruhi manusia agar manusia yang sedang mengkaji Al Quran menjauh dari Injil !
Jadi kalau sampai pada hari ini kitab Injil dilarang bagi pembaca Al Quran dengan berbagai macam alasan,hal itu membuktikan seakan Injil sangat ditakuti !
Sedangkan Q.5:68 menghimbau pembaca Al Quran untuk membaca Injil, ayat tersebut merupakan perintah tersamar dengan tujuan supaya pembaca tahu siapa yang selalu disebut oleh Allah sendiri dalam Al Quran: yaitu yang dijuluki "Tuhanmu !"
Sebab jika orang yang berhati tulus mengkaji Al Quran disertai membaca Injil, maka rahasia atau misteri dari suku kata "Tuhanmu, Tuhannya, Tuhan kita, Tuhan kami" yang tertulis dalam Al Quranakan terungkap sehingga manusia yang bersangkutan
akan tahu bahwa "Tuhannya itu" adalah Yesus Kristus yang tertulis di dalam Injil, dan yang selalu dikatakan Allah, mayoritas tertulis dalam ayat-ayat Al Quran dengan sebutan "Dia" !
Seperti contoh: Ayat Kursi (Q.2:255), surat AL IKHLASH :1-4, dll.
Walaupun demikian tidak semua "suku kata Dia" mengacu figur dari Tuhan Yesus!
Oleh karena bagi pembaca Al Quran yang juga membaca Injil akan ada peluang bisa mengetahui tentang rahasia-rahasia "jalan yang lurus" yang merupakan "misteri Tuhan kita", maka hal itulah yang ditakuti Jin / syaitan ! tersirat di surat AL JIN (JIN) :2
Jadi Jin/ syaitan berusaha mempengaruhi pikiran pembaca Al Quran supaya tetap menolak Injil,agar tidak mengenal Yesus Kristus yang sesungguhnya !
Kalau anda sudah membaca penjabaran diatas seharusnya tahu bahwa Tuhan kita yang disapa dengan Nama Yesus Kristus yang diwaktu hidup sebagai manusia, ternyata sekarang dan selamanya "Dia" mempunyai kekuasan tertinggi atas "dunia alam nyata dan akhirat alam ruh" serta semua makhluk termasuk syaitan, tersirat di surat AL JIN (JIN) :3.
Jelas ayat tersebut merupakan pernyatan dari Jin / syaitan.
Dimana semua umat Mu'min / Islam tahu bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Suci !
Jadi mengapa dalam ayat tersebut Jin / syaitan harus menyinggung sosok akan Tuhan Yang Maha Tinggi tentang Istri dan anaknya ???
Jawabnya: Makna dari kalimat dalam ayat tersebut jika dikaji mendalam dan didukung kitab Injil, maka jelas ayat tersebut adalah "sebuah sandi" supaya pembaca yang sudah membaca Injil berpikir kembali untuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti berdasarkan bukti tertulis, bahwa memang benar Tuhan Yesus Kristus pada saat hidup di bumi sosokNya sebagai Anak Manusia dan sekarang telah kembali ke asalNya Surga, sejarah menulis bahwa Dia selama sebagai manusia tidak beristri dan tidak (pula) beranak !
Dan jika dikaji dengan teliti ayat berikutnya yaitu ayat 4 surat AL JIN (JIN).
AL JIN(JIN) : 4, Dan bawasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.
Maka pembaca akan tahu bahwa ayat 4 tersebut merupakan "isarat" supaya manusia menggunakan "akal !", yaitu tidak lain carilah kitab Injil agar dapat mengungkap misteri sosok "Tuhan yang tidak beristri dan tidak beranak ", yang disinggung di ayat sebelumnya!
Jadi tujuan membaca Injil bagi orang yang mengkaji Al Quran supaya mengetahui duduk persoalan dasar : siapa nama "Isa" dalam Al Quran dan siapa nama "Yesus" dalam Injil ?, agar orang yang bersangkutan tidak terkecoh, sehingga perkataan yang keluar dari mulut orang tersebut tidak melampaui batas terhadap Allah Yang Maha Tahu !
Dengan demikian orang yang sudah tahu, tidak akan mungkin perkataan dari mulutnya berani menghujat"Tuhan Yesus Kristus" yang pernah diutus kedalam dunia dalam rupa manusia
disertai penuh dengan kuasa ke-Illahian maka "Dia" disebut "Manusia Illahi", yang tertulis dalam sejarah sehingga pasti "Dia"sudah dikenal oleh manusia, oleh karena itu hanya "Dia"
saja yang patut "disembah oleh manusia" yang di dalam namaNya ada kuasa untuk menghardik kekuatan syaitan / ghoib jahat yang selalu menganggu manusia, hal itu tersirat dengan tersamar dan singkat di dalam ayat Al Quran surat terakhir 114. AN NAAS (MANUSIA) dengan sebutan: "Ilaahin naas !" (manusia Ilaahi) / ( Sembahan manusia ).
Oleh karena itu ditegaskan di dalam Al Quran bahwa nabi dengan nama “Isa” adalah “Kalimat Allah Roh Allah”, artinya semua kalimat yang keluar dari mulut nabi pembawa Injil adalah “perkataan Allah” sebab Roh Allah yang mendominasi selama hidupnya.
Itulah kebenaran makna dari sebagian ayat-ayat Al Quran yang telah dijabarkan agar para pembaca yang meyakini Al Quran adalah Firman / perkataan Allah supaya sadar bahwa yang selalu disebut-sebut Tuhanmu dalam Al Quran adalah Yesus Kristus yang mempunyai kuasa atas dunia dan akhirat (terlulis di Injil Matius 28:18 dan tersamar di Al Quran surat.3:45).
Jadi apakah anda siap dengan konsekuensi hukuman yang Allah katakan dalam ayat-ayat Al Quran jika anda tetap berkeras menyangkal Yesus Kristus yang kisahNya tertulis di Injil "sebagai Anak Manusia" ?, yang ternyata nanti disaat tiba hari kiamat semua orang harus juga menyebutNya : "Tuhan kita !"
Kalaupun anda masih ragu, hal itu tidak masalah karena masih ada hari esok untuk berpikir, yaitu anda harus mempertimbangkan dan mencerna dengan teliti apa yang pernah dikatakan oleh rasul Muhammad yang tertulis di dalam Hadits Shahih Bukhari 1577 pada kalimat terakhir,
yaitu: ................Tiadalah tinggal dalam Neraka kecuali orang yang dipenjarakan Qur'an dan mesti kekal di dalamnya.
Sekarang timbul pertanyaan apa maksud rasul Muhammad mengatakan seperti itu ?
Jawabnya: Bahwa ucapan rasul Muhammad tersebut merupakan sebuah "peringatan" agar pembaca Al Quranharus hati-hati akan misteri "ayat Mutasyabihat" yang terkandung di dalamnya, sebab Al Quran bisa membuat pembacanya hanya memahami "sosok Isa nabi pembawa Injil adalah manusia biasa saja", sehingga pembaca Al Quran selama hidupnya akan sulit mengakui Yesus Kristus di Injil adalah Tuhan yang berHakmembangkitkan semua orang!
Dengan demikian yang bersangkutan nanti sampai tiba hari berbangkit akan tetap tinggal di alam siksa kubur sampai akhirnya hukuman neraka yang kekal !
Oleh karena itu ucapan rasul tersebut sudah memprediksikan efek yang terjadi dari setiap orang yang selama hidupnya hanya membaca Al Quran saja tanpa mau mambaca Injil, maka orang tersebut selama hidup di dunia pikirannya hanya terpaku pada pemahaman ayat-ayat "tentang kisah nabi Isa" yang tergolong"mutasyaabihaat" yang ditelan mentah-mentah sehingga menyangkal bahkan menghujat Yesus Kristus yang tertulis di Injil adalah "Tuhannya semua orang / Tuhan kita !".
Oleh karena itu selama hidup di dunia pikiran orang tersebut bagaikan "terpenjarakan Al Quran"sehingga tidak mau membaca Injil, yang berakibat kelak akan "tinggal di neraka" yang kekal(terisat di Q.36:52), sebab dikarenakan penyangkalannya maka orang tersebut pada saat tiba hari kiamat tidak ikut dibangkitkan oleh Tuhan Yesus Kristus yang pernah berjanji tentang hal itu !
Itulah yang dimaksud “ada pengharapan” bagi siapa saja yang percaya Tuhan Yesus !
Jadi sangat disayangkan kalau sampai hari ini ayat-ayat tertentu di dalam Al Quran yang secara tersamar menjelaskan kebenaran Injil pasti disanggah dengan berbagai argumen yang dikemukakan, yang bertujuan untuk menyangkal Tuhan Yesus Kristus !
Itulah sebabnya mengapa Injil Kristus harus diberitakan kepada semua orang di Dunia?
Jawabnya : supaya semua orang “mempunyai pengharapan” akan janji yang pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus Kristus diwaktu “Dia” masih hidup sebagai Anak Manusia!
Oleh karena itu kalau anda belum memahami "peringatan" yang di berikan rasul Muhammad kepada umatnya, maka sampai kapanpun anda akan tetap terpaku dengan nama "Isa" yang tertulis di Al Quran, maka hal itu merupakan awal timbulnya rasa anti pati terhadap tokoh "asli" yang tertulis di Injil, dan akhirnya sampai disitu saja pengetahuan anda, sehingga anda tidak akan tahu siapa sebenarnya Yesus Kristus itu “sekarang ini dan nanti !"
Dan sekalipun anda membaca Injil maka andapun hanya mendapati kisah Anak Manusia Yesus Kristus yang tertulis di dalamnya, tetapi setelah disimak dengan hikmat maka kita akan tahu
bahwa setelah "Dia" bangkit kembali ke asalNya Sorga beberapa ribu tahun yang lalu dengan meninggalkan janji-janjiNya maka kita harus sadar, bahwa "Dia" sekarang ini adalah Tuhan dan ditambah lagi penegasan akan wewenang "Dia" dalam Al Quran surat.34:26 bahwa nanti dihari kiamat semua orang siapapun juga harus mengatakan "Tuhan kita!", karena "Dia" yang mengumpulkan kita semua.
Jadi jelas sekarang dan nanti sama saja bahwa Yesus Kristus adalah "Tuhan kita !".
Dengan demikian selama kita masih bisa melihat dan mendengar dalam dunia ini maka kita harus sadar akan hal tersebut, karena sebentar lagi, hari ini, besok ataupun lusa bisa merupakan hari terakhir bagi siapa saja.
Oleh karena itu sebelum ajal menjemput pelajarilah Al Quran dengan sebenar-benarnya !
Sebab gambaran akan "Sorga dan Neraka" bukanlah sekedar hadiah ataupun hukuman bagi manusia, akan tetapi merupakan konsekuensi hasil dari pilihan yang bersangkutan selagi masih hidup di dunia !
Memang sifat kita sebagai manusia sulit untuk percaya kalau belum membuktikannya.
Oleh karena itu segala prediksi tentang "akhirat" di dalam Al Quran yang sebenarnya mendukung kebenaran kitab Injil sangat sulit untuk mempercayainya !
Dari semua penjabaran diatas bahwa kitab Al
Quran sarat dengan peringatan-peringatan yang ditujukan bagi pembacanya,
oleh karena itu Kitab Al Quran merupakan
kitab pedoman perjalanan “seorang umat manusia”
yang berujung bagaimana keadaan yang bersangkutan diakhir ajalnya, jadi tidak
heran kalau Al Quran harus dikaji bagi
setiap pribadi semua orang Mu’min untuk mengambil kesimpulan demi keselamatan pribadinya di akhirat
nanti.
Apa sebabnya hampir semua orang mu’min / Islam tanpa membaca
Al Quran tetap menyangkal Yesus Kristus adalah Tuhan ?
Penyebabnya karena hampir semua oramg mumin / Islam tidak membaca Al Kitab, dengan demikian kurang memahami sejarah terdahulu.
Sehingga dengan pasti menelan mentah-mentah kalimat: “Tidak ada Tuhan selain Allah !”
Oleh karena itu kalimat tersebut menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi untuk menyangkal mentah-mentah tentang status KeTuhan-an Yesus Kristus !
Akan tetapi kalimat tersebut hanyalah penegasan bahwa "Tuhan itu adalah Allah sendiri !".
Hal itu dapat dimengerti jika disimak dengan sangat teliti mulai dari awal isi kitab Taurat kemudian Injil, dan sampai pada kitab Al Quran di surat AL IKHLASH !
Jika kita sudah menyimak isi dari Taurat dan Injil maka bisa disimpulkan bahwa pada mulanya manusia mengenal Sang Haliq dengan sebutan Allah.
Dimana Allah yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta dan makhlukNya yang dikenal sebagai Sang Pencipta dengan sebutan “ TUHAN Allah”.
Oleh karena itu sejak saat itu manusia mengenal bahwa Sang Maha Kuasa adalah TUHAN Allah.
Akan tetapi setelah Yesus Kristus hadir di dunia sebagai jelmaan manusia dari Ruh Allah sendiri!
Diwaktu "Dia" hadir di dalam dunia nyata (alam zhahir),“Dia” telah bersabda akan "Janji-janjiNya" yang menyangkut dengan "Hak" dari wewenang Ke'IllahianNya.
Karena “Dia” berwujud manusia maka kehadiran dan kematianNyapun harus mengalami proses layaknya sebagai manusia, hal itu semua sudah dinubuatkan dalam kitab Taurat termasuk harus mati di kayu salib“sebagai manusia” dan bangkit dari antara orang mati !
Kemudian "Dia" terangkat di awan untuk kembali ke asalNya Sorga dan disaksikan oleh saksi hidup yaitu murid-muridNya, maka di wilayah itu semua orang mulai saat itu percaya bahwa Yesus Kristus yang pernah hadir di dunia sebagai anak manusia adalah Tuhan !
Jadi mulai saat itu Injil / “kabar gembira” harus diberitakan ke seluruh dunia supaya semua orang mendengar sehingga mengenal Tuhannya.
Oleh karena itu semua orang yang percaya Tuhan Yesus mempunyai kesimpulan:
Bahwa Allah Sang Haliq yang sejak dahulu tidak pernah dilihat oleh kasat mata manusia, maka sejak saat itulah "manusia berdosa" yang mempunyai keterbatasan dapat mengenal secara nyataakan "gambaran Allah Yang Maha Pengasih" melalui sosok Tuhan Yesus Kristus yang pernah hadir ke dunia dalam rupa manusia !
Maka mereka yang sudah percaya mempunyai kalimat yang berbunyi:
“Tidak ada Allah selain Tuhan!” (kalimat tersebut bukan berarti menyangkal keberadaan Allah Sang Haliq), hal itu sampai saat ini diyakini sehingga ada sebuah lagu / nyanyian kaum Kristen yang berjudul seperti kalimat tersebut.
Ironisnya setelah 600 tahun kebangkitan Yesus kembali keasalNya Sorga, masih banyak orang yang telah mendengar berita gembira / Injil yaitu berita telah hadirnya “Juru selamat manusia” ke dunia, tetapi mereka tetap saja tidak percaya bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan !
Oleh karena itu sejak awal Al Quran ada diwilayah itu, hanyalah sebagai bahan "pelajaran" supaya semua orang yang masih berpikiran "netral" dan berserah diri kepada Allah mengetahui siapa Tuhanmu itu, dan sebagai "peringatan" bagi orang yang tetap "membangkang" terhadap Tuhanmu yang akan membangkitkan kamu di hari kiamat !
Dengan demikian sampai pada hari ini kalau diselidiki secara mendalam maka kalimat yang diyakini oleh semua orang mu’min / Islam yang berbunyi: “Tidak ada Tuhan selain Allah” sesungguhnya bertujuan menegakkan / mendukung makna dari kalimat yang sudah diyakini oleh kaum terdahulu yaitu Nasrani yang berbunyi : “Tidak ada Allah selain Tuhan”.
Hal itu tersirat di dalam surat 112. AL IKHLASH.
Q.112 ayat: 1-4
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
3. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”
Jelas ayat-ayat diatas menekankan bahwa “Dia” adalah sosok seorang manusia, hal itu ditegaskan dengan suku kata “setara” pada ayat 4, sehingga jelas dalam ilmu perbandingan dari Yang Maha Adil, suku kata “setara” tersebut menegaskan perbandingan yang selaras.
Dengan demikian bahwa yang dimaksud “Dia” adalah mengacu kepada sosok orang / manusia juga, oleh karena "Dia" adalah Allah sendiri maka ditegaskan bahwa posisi / wewenang jabatan dari pada “Dia” adalah “Tuhan”.
Jadi surat 112 AL IKHLASH menegaskan bahwa “Dia” yang tertulis di dalamnya adalah Allah sendiri di zaman itu (600 tahun sebelum ada Al Quran) pernah menjelma menjadi manusia sempurna, oleh karena jelmaan dari "Ruh Allah sendiri" (Allah Esa) maka "Dia" berwujud seorang anak laki-laki yang suci". (tersirat di Q.19:17&19).
Hal tersebut di pertegas pada Q.112 : ayat 3, bahwa "Dia" bukan terjadi dari "proses peranakkan" yang dibuahi benih manusia biasa pada umumnya dan "Dia" tidak mempunyai anak, karena tidak beristeri, tersirat di Q.72:3
Dalam Al Quran seorang anak laki-laki suci dengan nama "Al Masih Isa Putra Maryam", yang dikenal sosok nabi pembawa Injil.
Karena "Hadirat Dia" dalam rupa manusia, maka "Dia" memiliki silsilah menurut budaya manusia pada umumnya, dan sebelum kehadiranNya ditengah-tengah manusia sudah dinubuatkan Allah, bukti terprediksikan dalam kitab Taurat.
Oleh karena itu kedatangan "Dia" sudah dirancang / ditetapkan harus hadir di tengah-tengah manusia yang merupakan dari garis keturunan kaum "pilihan Allah juga!" yaitu umat yang dilebihkan ni'mat oleh Allah dari segala umat di dunia (Q.2:47).
Maka sejak saat itu bahkan sampai dengan hari ini bagi siapapun dan dimanapun yang percaya kepadaNya menyebut "Dia" adalah "Allah Yang Hidup!"
Sebab melalui "Dialah" manusia mengenal "figur Allah yang sejati", karena dari awal mulanya sejarah mencatat bahwa tidak ada manusia yang sanggup melihat Allah, karena "Maha Suci !".
Jadi kesimpulannya surat 112 Al IKHLASH merupakan penegasan tersamar dari salah satu atau "sepertiga sebutan" dalam pemahaman "Trinitas" bagi kaum Nasrani, tentang pengertian "Allah Tritunggal", yaitu tentangarti Keesaan Tuhan, bukan Keesaan Allah.
Mengapa disebut "Allah Putra" ?.
Jawabnya: Karena dalam sejarah hidup manusia di bumi tercatat bahwa Allah sendiri pernah hadir dalam rupa Anak Manusia, sehingga sekarang manusia mengenal tentang hal itu dari sejarah yang merupakan urutan zaman sejak "Adam Hawa sampai kehadiran Yesus", maka
"Hadirat Allah dizaman Yesus" disebut "Allah Putra / Allah Anak", dengan demikian tidak heran 600 tahun kemudian Al Quran nenegaskan lagi tentang hal itu dengan tersamar, yaitu
untuk menegakkan kebenaran sejarah terdahulu melalui surat AL IKHLASH, maka dalam ayat-ayatnya ditekankan dengan suku kata "Dia", supaya pembaca memahami bahwa sosok "Dia" adalah Allah sendiri yang pernah hadir di dunia menjadi seorang (Putra) Anak Manusia Suci yang disebut dengan kata "Tuhan !".
Oleh karena itu dalam surat 3. ALI IMRAN : 18 ditegaskan pada kalimat awal:
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan "Dia !".
(Jadi ayat tersebut memancing pikiran pembaca : siapa sosok "Dia" yang layak disebut "Tuhan" ?).
Itulah bukti bahwa surat AL IKHLASH merupakan penjabaran tersamar tentang salah satu sebutan dalam "Trinitas" yaitu "Allah Putra / Allah Anak", yang tidak lain mendukung secara
tersamar tentang Ketuhanan Yesus Kristus, karena setelah 600 tahun kebangkitanNya ke Sorga masih banyak orang yang ragu dan bertanya-tanya: Mengapa di dalam Injil kalau Yesus Kristus disebut Tuhan, "Dia"juga berdo'a seperti kita ???
Jawabnya: Karena diwaktu "Dia" hadir dalam alam zhahir di dunia ini wujudNya manusia, oleh karena itu "Dia" juga berdo'a bergantung kepada Allah !
Dengan demikian jelas tujuan dari surat AL IKHLASH menegaskan dengan ringkas dan tersamar bahwa "Dia adalah Tuhan" yang bergantung kepada Allah !
Jadi surat Al IKHLASH jika dikaji dengan teliti, akan memancing pembaca supaya berpikir:
Tuhan siapa yang bergantung kepada Allah ?
Kemudian kalau pembaca Al Quran sudah membaca Injil dengan benar, maka akan tahu bahwa sosok Yesus Kristus pada saat berada di dunia "Dia" adalah Allah yang menjadi Manusia ! dengan sebutan Tuhan.
Penjelasan diatas yang panjang lebar mudah dipahami “kalau kita percaya” akan perkataan Yesussendiri pada saat hadir di dunia tertulis di Injil Yohanes 12:45 ;
yaitu: dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
Jadi kalau disimak isi dari ayat diatas jelas bahwa Yesus Kristus adalah “gambaran dari Allah Yang Sejati”, oleh karena itu sejak “Dia” (Yesus) bangkit dan sampai 600 tahun kemudian ayat-ayat Al Quranditurunkan bahkan sampai dengan hari ini siapapun juga tidak lazim menyebutNya "nabi Yesus", maka Al Quran pun untuk menceritakan sosok seorang nabi dengan kitab Injilnya tidak layak menggunakannama “Yesus Kristus” karena “Dia” setelah bangkit bukan lagi disebut “Anak Manusia” melainkan harus menyebutNya “Tuhan kita” yang berhak mengumpulkan semua orang diakhir zaman, seperti apa yang telah disarankan di ayat Al Quran surat.34:26.
Dengan demikian jelas bahwa Yesus Kristus bukan manusia biasa seperti para nabi yang lainnya, oleh karena itu tidak ada satupun para pengikut Yesus Kristus yang bershalawat (berdo'a) untukYesus !
Sebab "Dialah Yesus Kristus" yang memberikan jaminan keselamatan akhirat bagi parapengikutNya dan siapa saja yang percaya kepadaNya !
Jadi tidak heran kalau kesimpulan surat terakhir penutup dalam Al Quran yaitu
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan manusia. (Qul a'uudzu birab-bin naas).
Oleh karena itu Rasulullah saw, dalam sabdanya pernah mengatakan hal tersebut yaitu tentang“Tuhan manusia”, tertulis di Hadits SHAHIH BUKHARI no:1661.
Hadits SHAHIH BUKHARI no:1661 :
Dari ’Aisyah r.a., Rasulullah saw. Kalau pergi
mengunjungi orang sakit, atau orang sakit dibawa kepada beliau, maka beliau selalu berdoa: ”Hai Tuhan manusia! Hilangkanlah
penyakitnya dan sembuhkanlah ia! Engkaulah yang mampu menyembuhkan. Kesembuhan itu hanya
karena Engkau
menyembuhkan. Kesembuhan yang menghilangkan penyakit.”
Mengapa Rasul bukan memohon dengan berkata: “ ya’ Allah ya’
Tuhan kami ?”
Mengapa Rasul selalu “berdoa”
perkataannya memohon kepada “Tuhan manusia?”
(Kalau sudah paham pasti tahu jawabannya ! : Yaitu
mengacu kepada “Tuhan Yesus
Kristus” yang pernah
melawat bumi)
Dengan
demikian apa yang disabdakan rasul Muhammad tentang “Tuhan Manusia” supaya para
pengikutnya tahu bahwa Tuhan Manusia itu tidak lain adalah sosok manusia yang
pernah menampakkan wujudNya ke-dalam dunia dan telah dinyatakan oleh Allah
dalam Al Quran bahwa
manusia tersebut sekarang “hanya dia
saja seorang
(hanya satu) yang mempunyai
kedudukan” terkemuka di dunia dan akhirat, (di, Q.3:45).
Jadi tidak
heran kalau rasul Muhammad mengakui bahwa dirinya adalah orang yang paling
dekat dengan anak Maryam, tersirat di Hadits
SHAHIH BUKHARI no:1500
Hadits SHAHIH BUKHARI no:1500
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: ”Sayalah orang yang paling dekat kepada anak Maryam. Semua Nabi-nabi itu seketurunan. Tiada
seorangpun Nabi dalam masa saya dengan dia”
Sabda rasul
diatas tidak lain supaya para pengikutnya berpikir: siapa sesungguhnya
nama dari sosok “anak Maryam” yang sudah dikenal sebelum Al Quran diturunkan ?
Itulah bukti bahwa Al Quran hanyalah pelajaran supaya manusia yang awam (berpikiran netral hanya berserah diri
kepada Allah) harus mengetahui siapa yang selalu disebut-sebut dalam Al Quran: "Tuhanmu, Tuhanku,Tuhan kamu dan Tuhan
kita !", yang telah diberi kuasa oleh Allah Sang Haliq atas Dunia dan isinya yaitu yang
berhubungan dengan keselamatan bathin / jiwa setiap manusia "di akhirat".
Ket: Contoh Ilustrasi tentang "tiga sebutan"; Seseorang pada saat masih kecil disebut "anak", setelah dewasa dan menikah disebut "bapak" dan setelah beberapa tahun kemudian punya cucu disebut "kakek",jadi masing-masing sebutan itu ditujukan kepada satu orang saja sesuai dengan masanya.
Oleh karena itu dalam pengertian "Tritunggal" selalu disebut: dengan nama "Bapa dan Anak dan Rohu'lkudus", sebutan tersebut merupakan dari gambaran sifat "Hadirat Allah YangTunggal" sesuai dengan masanya ( jadi:bukan berarti banyak illah ).
Maka jelas bahwa sebutan "Tritunggal" berdasarkan gambaran "Hadirat Allah Yang Tunggal" yang dikenal dalam sejarah kehidupan manusia yang terurai di dalam "Alkitab".
Jadi jelas sebutan tersebut tidak dapat dipisahkan salah satu dari yang tiga, maka tidak lazim kalau menyebut tentang "Tritunggal" hanya satu atau dua saja, seperti menyebut salah seorang dari yang tiga !
Sebab keberadaan Allah adalah Tunggal bukan seperti kita memisahkan keberadaan orang !
Hal itulah yang harus dipahami supaya tidak menimbulkan kekeliruan !
Karena "Dia" pernah hidup dalam rupa Anak Manusia, maka "Dia" mempunyai nama ! Yaitu"NamaNya adalah Yesus Kristus"
Oleh karena itu orang yang sudah mengenal "Dia", apabila menyapa Allah dalam do'anya selalu berkata: di dalam "nama Yesus Kristus" yang sifatNya penuh "Kasih", sebab "Dia" menyayangi umat manusia sehingga"Dia" sosok pemurah karena menerima Taobat umatNya !
Bagi orang-orang yang belum mengenal / percaya akan "Dia" (Yesus Kristus / di Injil), maka orang tersebut tergolong masih awam dengan demikian tidak diherankan kalau yang bersangkutan hanya tahu bahwa figur Allah adalah "Zat Yang Maha Suci".
Oleh karena itu ada sesuatu alasan yang tidak disadari maknanya oleh semua orang mu'min / Islam, yaitu sebuah kalimat yang selalu terdapat di awal semua surat Al Quran: "Dengan menyebutnama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
Kalimat tersebut secara tersamar menegaskan bahwa ada sosok / figur "nama" yang mempunyai sifat: Pemurah, Penyayang dan lain-lain untuk sebutan sifatNya.
Jadi kalimat: “Tidak ada Allah selain Tuhan” dan “Tidak ada Tuhan selain Allah”, apabila dibulak balik mempunyai makna yang sama bagi orang yang tahu !
Sebab masing-masing kalimat tersebut sebenarnya merupakan sebuah slogan bagi kaum Nasrani / Kristen dan Mu'min / Islam yang bermakna saling mendukung !
Jadi kalimat tersebut bukan untuk menyangkal keberadaan Allah Sang Haliq dan bukan untuk menyangkal keberadaan Tuhan yang akan mengumpulkan kita di akhir zaman !
Tetapi kedua kalimat tersebut bertujuan untuk menyadarkan orang-orang dizaman itu yang telah terpengaruh kaum Yahudi yang tetap kafir kepada Dia sosok nabi pembawa Injil sertamemperselisihkan tentang siapa "Dia" sesungguhnya!
Hal itu disebabkan mereka sudah mempunyai antipati sehingga termasuk kaum yang"membangkang” terhadap berita gembira yaitu Injil keselamatan.
.
Oleh karena itu surat AL IKHLASH bertujuan menjelaskan tentang KeEsaan Tuhan bukan keEsaan Allah (karena ayat Al Quran jelas hanya menyinggung supaya manusia jangan menyembah tuhan yang lain / Q.26:213) yang diuraikan dengan rinci bahwa : dimana "Dia" waktu hadir ke dunia adalah sosok manusia yang terjadi bukan dari hasil peranakan yang dibuahi benih manusia dibumi, sehingga tidak ada satu manusiapun yang setara dengan "Dia", oleh karena itu "Dia" disubut Tuan atas segala manusia di bumi, karena "Dia" manusia pasti mempunyai NAMA, dan karena "Dia" telah diberi kuasa oleh Allah Sang Haliq atas dunia dan akhirat sehingga "Dia" disebut "Tuhan" yang bergantung kepada Allah.
Oleh karena itu bagi orang yang sudah mengkaji Al Quran dengan dilandasi fitrah diri kemudian disertakan dengan membaca kitab Injil Kristus dengan tulus hati, maka bisa memahami bahwa: "Tuhan adalah Allah sendiri yang pernah hadir dalam rupa manusia" dengan nama Yesus Kristus, dan yang tersamar dalam Al Quran "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir" serta dikisahkan secara zhahirnya / nyata dalam Al Quran sebagai sososk nabi pembawa Injil.
Karena Al Quran diyakini merupakan perkataan Allah melalui malaikat jibril, maka apa yang tertulis di surat112. AL IKHLASH merupakan penegasan tentang sosok siapa "Dia" yang selalu Allah katakan dalam ayat-ayat yang lainnya.
Ket: Jadi tidak heran kalau dalam surat 43. AZ ZUKHRUF :61 tertulis bahwa "Isa telah memberikan pengetahuan tentang hari kiamat", isi dari bunyi ayat tersebut supaya pembaca Al Quran berpikir kristis: Mengapa (Allah berkata dalam Al Quran) hanya "Isa" saja yang mengetahui hari kiamat ?
Jadi siapa sebenarnya nabi pembawa Injil anak dari Maryam Itu yang bernama Isa ?
Untuk memahami jawabannya, anda harus meneliti Al Quran dengan benar, dan harus extra hati-hati dari gangguan syaitan yang menggoda pikiran anda, karena ayat tersebut mengarah kepada figur dari sosok asli nabi pembawa Injil dengan NAMA Yesus Kristus yang sangat dibenci syaitan !
Maka untuk mengetahui hal tersebut pembaca agar memperhatikan penjelasan di dalam Al Quran (terjemahan Dept Agama RI / th.1984 pada catatan kaki no:184 untuk penjelasan surat 3 ALI IMRAN :7), yang menerangkan bahwa makna ayat Mutasyabihaat hanya Allah yang tahu ! Contohnya "tentang hari kiamat !"
Dengan demikian kalau anda sudah paham maksud contoh tentang ayat mutasyabihat "seperti hari kiamat" : maka anda dapat memahami bahwa Yesus Kristus (tersamar dengan nama Isa) saja yang tahu tentang hari kiamat /Q.43:61, maka tidaklah salah kalau mengacu pada ayat mutasyabihat (ayat samar) bertujuan menjelaskan secara samar bagi pembaca Al Quran bahwa nabi pembawa Injil yang sesungguhnya "Dia / Yesus" adalah gambaran dari Allah yang sejati !
Hal inilah yang sangat sulit sekali diterima bagi orang yang membaca Injil Kristus tidak dengan hikmat Allah / apalagi bagi orang yang tidak pernah membacanya sama sekali.
Oleh karena itu kalimat “Tidak ada Tuhan selain Allah” jika langsung ditelan mentah-mentah maka menjadi boomerang bagi yang bersangkutan sehingga menolak untuk datang / percaya kepada"Yesus Tuhan", sehingga hal itu merupakan “harga mati” yang tidak bisa ditawar lagi.
Dengan demikian orang tersebut sampai ajal menjemputnya akan tetap menyangkal Tuhan Yesus Kristus yang empunya kuasa akan hari berbangkit ! Kekeliruan tersebut berakibat menimbulkan "arogansi bathin" pada pribadi yang bersangkutan terhadap Tuhan yang keberadaanNya bathin ! Dengan demikian jelas dalam Al Quran itu sendiri digambarkan bahwa: orang-orang tersebut akan menyesal di hari kiamat karena "celaka"tidak dibangkitkan olehNya. Mereka dalam alam kubur berkata : “Aduhai celakalah kami !”
.
Oleh karena itu sampai kapanpun kalau anda tidak meneliti dengan dilandasi ilmu pengetahuan sejarah dari kitab Taurat dan Injil, maka pikiran anda akan sulit bahkan dengan keras hati tetap
menyangkal bahwa Anak Manusia Yesus Kristus yang tercatat di dalam sejarah, yang pernah “hidup” berdampingan dengan manusia adalah "Tuhan kita"! Sekalipun mulai sekarang anda membaca dan meneliti Injil Kristus jika tidak kembali pada fitrah diri dan ketulusan hati, maka hal itu akan tetap sulit untuk bisa percaya begitu saja bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, sebab sejak anda lahir dari awalnya sampai dewasa anda hanya membaca dan mendalami Al Quran saja !
Sehingga sudah sekian lamanya / bertahun-tahun, pikiran anda "terpola / tertanam" pengertianbahwa sosok nabi pembawa Injil dengan "nama Isa hanya manusia biasa !" Pengertian tersebut membawa dampak yang “permanent” bagi semua
pembaca Al Quran, sehingga apapun penjelasannya tentang kisah dan
sabda Yesus Kristus di Injil akan sia-sia.
Itulah sebabnya anda yang hanya membaca Al Quran saja akan sangat sulit untuk percaya kepada Tuhan Yesus yang kisahNya ada tertulis di dalam Injil !
Oleh karena itu sekarang timbul pertanyaan yang tidak pernah kita tanya pada siapapun !
Siapakah yang menjadi durhaka dan kafir setelah Al Quran diturunkan ? (Q.5:68)
Jawabnya : Karena "Allah Maha Adil" maka tidaklah mungkin orang yang tidak pernah menyentuh atau tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi kafir apalagi durhaka !
Oleh karena itu mulai saat ini pelajarilah Al Quran dengan teliti disertai membaca “Injil Kristus”dengan tulus hati, agar kita tidak durhaka dan kafir sehingga menambah kesedihan rasul Muhammad seperti yang sudah dikatakan Allah sendiri pada surat 5. AL MAAIDAH ayat 68 !
Itulah penjabaran singkat berdasarkan "fakta" yang ada.
SEMUA TERSERAH PADA PRIBADI ANDA MASING-MASING !
Sekali lagi diIngatkan !
Kita tahu bahwa Allah Maha Bijak maka tidak akan mungkin mengadakan / meng izinkan kitab-kitabNya yang ada sampai sekarang akan membuat manusia di muka bumi ini menjadi berselisih dikarenakan Kitab-kitabnya saling bertentangan !
Akan tetapi hal itu terjadi dikarenakan sifat ego manusia yang dipengaruhi ghaib yang jahat sehingga timbul keangkuhan diri: "akulah yang paling benar", oleh karena itu maka timbulah kekeliruan dalam hal memandang kitab Al Quran dan kitab Injil jadi bertentangan !
.Maka jika hati anda tidak tulus dan tidak teliti serta hati-hati dalam membaca kitab Al Quran serta membaca kitab Injil begitu pula sebaliknya, akibatnya sangat mudah sekali timbul kekeliruan dalam pikiran anda masing-masing !
Jadi karena kekeliruan pikiran anda sendiri sebagai orang Mu'min / Islam sehingga timbul prasangka buruk maka bisa "memfitnah Injil yang sekarang adalah palsu!"
Begitu pula sebaliknya karena kekeliruan pikiran anda sendiri sebagai orang Kristen sehingga timbul prasangka bahwa "Al Quran bagaikan boomerang terhadap Injil !"
Kekeliruan dari semua pihak akibat tanpa melihat latar belakang kenyataan dari sejarah dizaman yang bersangkutan, maka perdebatan selalu terjadi tanpa kesudahan !
Ditambah lagi sifat manusia apabila memandang kitab yang diyakini oleh orang lain selalu dari sudut pandang kitabnya sendiri, sehingga timbul "pembenaran diri !", yang berakibat fanatisme sempit pada diri yang bersangkutan apapun agamanya, dengan demikian sulit untuk menciptakan komunikasi dua arah yang bertujuan saling bicara dan mendengar dengan dilandasi hati yang tulus / jiwa yang besar.
Hal itulah yang tidak disadari sehingga melampaui batas kodrat diri sebagai manusia, sebab kita semua tahu bahwa "Allah Maha Tahu !" akan sejarah masa lampau.
Dimana semua kitab sudah ada ribuan tahun yang lalu, jadi mengapa kita tidak mengakui bahkan harus mendustai adanya fakta tentang ayat-ayat Al Quran yang secara tersamar mendukung kebenaran tentang "Ketuhanan Yesus Kristus" pada kitab sebelumnya / Injil !
Jadi di zaman sekarang perdebatan bertambah-tambah rupanya akibat dari
"manusia'lah yang terlampau tahu !" dari pada "Allah Yang Maha Tahu !"
Kalau keliruan tersebut selalu terjadi bagi hampir semua orang di dunia ini dikarenakan manusia merasa"akulah yang paling benar !", maka kekuatan ghaib jahat / syaitan akan bergembira, sebab tidak akan mungkin terciptanya suasana kehidupan "damai di bumi ini bagaikan gambaran di sorga" yang selalu didambakan umat manusia !
Oleh karena itu setelah Al Quran diturunkan: Kalau ada orang Nasrani / Kristen yang telah membaca Al Quran kemudian membantah tentang kisah sosok nabi pembawa Injil dengan "namaIsa" di dalamnya karena tidak sesuai dengan Injil Kristus, hal itu adalah suatu “kebodohan” orang yang bersangkutan karena orang tersebut tidak tahu duduk persoalan dasar sehingga ikut terkecoh dengan "nama" tersebut.
Sebab “nama” Isa secara hakiki tidak bisa disamakan dengan "nama" Yesus !
Karena hanya di dalam "nama asli" Yesus Kristus ada kuasa di alam ruh !
Jadi karena Allah Maha Tahu kepada "nama" siapa yang "HAK !".
Maka kisah sosok dengan "nama Isa"di Al Quran tidak akan sama dengan
kisah tentang sosok "nama Yesus" saperti di Injil, dengan demikian Al Quran pun tidak melampaui batas dari Injil, karena hal itu menyangkut “Hak” akan wewenang Ke'Illahian dari"nama Asli" yang bersangkutan.
Begitu pula setelah Al Quran diturunkan kalau ada orang Mu’min / Islam memper-masalahkan tentang keTuhanan Yesus Kristus di Injil, hal itu adalah “kecerobohan” yang bersangkutan karena lalai terhadap Q.5:68 himbauan untuk membaca Injil, atau yang bersangkutan tidak mempunyai pendirian sehingga termakan isue "katanya Injil yang sekarang palsu !", sehingga yang bersangkutan sampai kapanpun tidak memahami bahwa "Allah Yang Maha Tahu" pasti ada maksud dan tujuan tertentu yang dilandasi dari sejarah terdahulu sehingga Al Quran memakai "nama Isa Al Masih !”.
Oleh karena itu dari kedua belah pihak baik Nasrani / Kristen maupun Mu’min / Islam harus tahu duduk persoalan dasar tersebut yang tidak lain:
Siapa tokoh dengan “nama” Yesus Kristus di dalam Injil !
Siapa tokoh dengan “nama” Isa Al Masih di dalam Al Quran !
Walaupun kedua nama tersebut (“Isa atau Yesus”) untuk satu sosok pribadi,
tetapi “kharismanya” berbeda !
Karena Kitab Suci berhubungan dengan kuasa Allah / Tuhan yang keberadaannya adalah "Ruh Yang Maha Suci" / “Maha Kudus”.
Maka masalah bunyi dari “sebuah nama” sangat berperan dalam “Alam ruh / ghoib !”.
Jadi semua orang tanpa terkecuali harus sadar akan hal tersebut !
Sebab memperdebatkan antara Isa dan Yesus adalah kesia-sian bagi semua pihak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Al Quran sejak awal diturunkan di jazirah arab merupakan sarana "pelajaran" tentang misteri Allah yang sarat dengan "peringatan", dan bertujuan memberikan kebebasan bagi orang "Mu'min" yaitu orang-orang berpikiran "netral" yang
berserah diri kepada Allah, untuk menilai yang mana yang benar antara "Yahudi" dan "Nasrani / Kristen" setelah Yesus Kristus kembali ke asalNya Sorga!
Oleh karena bermakna pelajaran tentang misteri Allah maka Al Quran memberikan "rambu-rambu peringatan" yang merupakan juga sebuah prediksi (tersirat di Q.3:7).
Rambu-rambu "peringatan" tersebut sangat penting.
Sebab kalau orang yang mempelajari Al Quran mempunyai penyakit di dalam hatinya yaitu condong kepada kesesatan maka orang
tersebut akan mengikuti ayat "Mutasyaabihaat" tanpa menggunakan "akal" ! , sehingga mereka menilai bahwa keduanya antara "Yahudi dan Kristen" tidak ada yang benar yaitu salah semua !
Jadi jelas karena sampai pada hari ini hampir semua orang mu'min hanya membaca Al Quran saja, maka semua orang mu'min hanya tahu bahwa nabi pembawa Injil bernama Isa adalah manusia biasa, hal itulah yang menimbulkan kekeliruan terhadap penilaian segala ayat-ayat yang bermakna "peringatan" di dalamnya,sehingga beranggapan bahwa ayat-ayat "peringatan" tersebut hanya untuk orang Kristen karena salah mempertuhankan manusia, sehingga menuduh orang nasrani telah menduakan Tuhan !
Walaupun demikian tuduhan tesebut bisa dimaklumkan karena semua orang mu'min belum mengenal siapa Tuhanmu itu, akan tetapi hanya tahu sebatas Allah adalah Tuhan.
Dengan demikian ketidak tahuan tersebut maka semua ayat-ayat “mutasyabihat” di dalam Al Quran masih merupakan “misteri”, sehingga bisa menjadi bumerang bagi semua orang mu'min yang masih hidup di dunia, akibatnya "ikut menyangkal" Tuhan Yesus Kristus yang berkuasa di hari kiamat untuk membangkitkan semua orang yang "tidak menyangkalNya !".
Jadi yang perlu dipahami supaya tidak menimbulkan kekeliruan tersebut, yaitu kita harus tahu bahwa Injil adalah kisah nyata tentang kehidupan Yesus Kristus, sedangkan Al Quran baru diturunkan 600 tahun kemudian setelah Injil, maka jelas bahwa Al Quran hanyalah merupakan kisah sekilas dari figur/sosok nabi pembawa Injil dengan nama Isa, oleh karena itu di dalam Al
Quran tidak terdapat pesan-pesan dan janji-janji dari Isa itu sendiri, apalagi janji-janji yang menyangkut wewenang keIllahian seperti yang telah dikatakan Yesus Kristus di dalam Injil !
Oleh karena itu salah satu tujuan Al Quran secara tersamar adalah memberikan penerangan kembali bahwa"Putera Maryam bernama Isa" adalah sosok nabi pembawa Injil, dengan demikkian Al Quran menegaskan kembali bahwa apa yang tertulis di dalam Injil adalah "benar-benar perkataan manusia Yesus disaat ada di dunia", yang dicatat dan disusun kembali oleh murid-muridNya sehingga menjadi sebuah "kisah kehidupan Yesus Kristus" berikut sabda dan janji-janjiNya yang menyangkut unsur keselamatan manusia di akhirat sehingga merupakan "kabar gembira!".
Karena merupakan sebuah "kisah nyata maka bisa disebut karangan" walaupun demikian bukan berarti dikarang-karang atau rekayasa ! Hal itulah yang harus dipahami.
Dengan demikian jelas seperti apa yang sudah tersirat di Q.36:69 bahwa Al Quran itu suatu pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, sehingga begitu pentingnya Al Quran diturunkan setelah 600 tahun Injil beredar di jazira arab, karena dizaman itu sudah banyak kaum yang membangkang terhadap "berita gembira / Injil !".
Kalau pembaca blog ini sudah menyimak dengan teliti hubungan ayat-ayat Al Quran terhadap Injil,maka kita akan tahu: Ayat-ayat tertentu dalam Al Quran bertujuan untuk membuktikan secara tertulis bahwa “Yesus Kristus adalah Tuhan kita”, sebab di dalam Injil tidak ada tertulis pengakuan dari Yesus dengan gamblang “Akulah Tuhan!”
Jadi karena Allah Maha Tahu supaya semua orang mu'min berpikir tentang ayat-ayat bermakna"peringatan" yang memberikan gambaran akan hukuman di akhirat kelak akibat menyangkal"Tuhanmu" yang berkuasa atas hari berbangkit, oleh karena itu jenis ayat-ayat tersebut jelas sebagai peringatan bagi orang yang tidak mau membaca Injil !
Kalau anda sudah menyimak penjabaran diatas sampai akhir, maka anda akan tahu bahwa“hanya ada dua kemungkinan keputusan yang diambil oleh setiap pribadi” yang mengkaji / membaca Al Quran sambil membaca Injil, yaitu :
1. Yang bersangkutan bisa mengetahui siapa yang selalu disebut 'Tuhannya yang tidak lain adalah "Yesus Kristus", sehingga percaya bahwa "Dialah" yang menguasai hari berbangkit untuk mengumpulkan semua orang yang percaya kepadaNya.
2. Yang bersangkutan bisa menyangkal bahkan menghujat "Yesus Kristus" Tuhannnya yang berkuasa untuk membangkitkan semua orang yang tidak menyangkalNya.
Walaupun demikian sesungguhnya kemungkinan yang kedua tersebut sangat kecil terjadi kalautidak di interfensi dari awal dengan isu bahwa Injil yang sekarang "katanya palsu".
Maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang mengkaji Al Quran dapat meng hasilkan “pilihan yang sempurna” dari dalam hatinya apapun pilihannya: baik percaya atau menyangkal terhadapTuhannya yang berkuasa atas hari berbangkit.
Ket:
Kalau kitab Al Quran menyatakan bahwa nabi Isa disalib berarti:
“ Allah Bukan Maha Tahu”
“ Allah Bukan Maha Tahu”
Sebab kalau nama Isa di Al Quran disalib berarti memfitnah kisah nyata dari sosok nama Yesus Kristus yang tertulis di Injil.
Oleh karena itu berulang-ulang tertulis bahwa “Allah Maha Tahu !”
Maka tidak mungkin kisah dalam Al Quran menyatakan “nabi pembawa Injil” bernama Isa telahdisalib, sebab 600 tahun sebelum Al Quran ada, yang disalib adalah nama asli yang sudah terlebih dahulu tertulis di Injil yaitu Yesus Kristus.
Alasan yang lebih penting harus dipahami yaitu:
Karena Al Quran diturunkan untuk mengulangi kembali kisah sekilas dari gambaran para nabi dengan kitabnya, dengan demikian secara tidak langsung Al Quran membuktikan bahwa mulai disaat itu sampai dengan saat ini memang sudah tidak layak lagi nama Yesus Kristus disebut:“nabi Yesus dengan Injilnya !”
Dengan demikian tidak diherankan kalau nama nabi pembawa Injil dalam Al Quran berubah dengan nama samaran yang disebut “Isa putra Maryam”.
Jadi kalau kita meyakini Al Quran wahyu Allah maka tidaklah mungkin ada kesalahan dalam hal yang “Hak”, yaitu kepada / atas nama siapa (kisah asli) yang menyangkut dengan wewenang ke IllahianNya akan dinyatakan / diberikan !
Itulah sebabnya karena “Alah Maha Tahu” maka tidak satupun ayat Al Quran yang menyatakan bahwa nabi Isa akan datang / turun ke dunia pada akhir zaman !
Sebab yang “ber-Hak” datang adalah sosok “nama yang berstatus Tuhan”
Oleh karena itu hanya tertulis di kitab Hadits saja bahwa Isa akan turun ke-dunia pada akhir zaman, sebab keterangan tersebut hanya merupakan perkataan rasul Muhammad.
Catatan: Di-awal ayat-ayat Al Quran diterima oleh rasul Muhammad disaat itu hanya ada pemahaman “Islam” (yang tertulis di Al Quran) yang artinya “Tunduk / patuh berserah kepada Allah”, dimana kelompok orang-orang tersebut yang dikenal dengan sebutan “kaum Mu’min”, dengan demikian disaat itu belum ada “ Umat Islam yang memegang syariat” berdasarkan kitab Al Qur’an dan Hadits seperti saat ini,
sebab jelas disaat itu (di awal itu) belum tersusunnya kitab Hadits.
Oleh karena itu sekarang ini kalau kita mau membahas / mengkaji ayat-ayat Al Quran secara hakiki maka kita harus menanggalkan segala atribut diri dengan kata lain kembali kepada “fitrah diri” masing-masing dengan dilandasi hati yang tulus dan pikiran jernih / netral.
Hal ini yang harus dipahami !
Kalau saja kita sebagai pembaca / pengkaji Al Quran tidak memahami makna tujuan diturunkannyaAl Quran dizaman itu, bahkan kalau kita tidak memahami pengertian “Islam” yang tertulis pada ayat-ayat Al Quran (sebelum ada kitab Hadits), maka hal itu akan menimbulkan kerisauan pada diri kita sendiri (karena fanatisme / “aku yang benar”) sehingga bisa keliru dalam memandang keyakinan terhadap orang lain.
Hal inilah yang terjadi disaat sekarang !
Jadi hal ini yang harus dipahami bagi siapa saja tanpa terkecuali yaitu :
Bahwa setiap orang yang mengkaji Al Quran adalah pertarungan diri terhadap pengaruh dari kekuatan dunia lain (ghoib) untuk mengambil keputusan secara pribadi.
1. Bahwa setiap orang yang mengkaji Al Quran mempunyai hak apakah mau percaya dengan pendapatnya : bahwa “Isa Al Masih” yang tertulis di Al Quran
sesungguhnya adalah figur dari Yesus Kristus di Injil yang telah diberi kuasa atas Dunia dan Akhirat / Sorga dan Bumi, dan yang telah kembali ke AsalNya (Sorga)
kemudian akan datang kembali ke Dunia sebagai Hakim Yang Adil
sehingga yang bersangkutan mengakui bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan !
2. Dan setiap orang yang mengkaji Al Quran mempunyai hak untuk menyangkal
mentah-mentah dengan pendapatnya : bahwa “Dia” Yesus Kristus bukan Tuhan !
Karena Allah Maha Adil maka segala keputusan untuk memilih :
mau percaya atau menyangkal adalah “hak” bagi setiap orang.
Hal itu sudah ditegaskan bahwa Al Quran adalah kitab yang “hak” dari Allah
agar manusia bebas memilih segala petunjuk yang terdapat di dalamnya.
Jadi untuk mengikuti ayat-ayat “muhkamaat atau mutasyaabihaat” (Q.3:7)
terserah pribadi setiap orang yang telah mengkajinya, dengan demikian untuk
percaya atau menyangkal kepada Tuhan yang telah diberi kuasa di dunia dan akhirat
adalah hasil pilihan yang “sempurna” karena murni dari dalam hatinya.
Oleh karena itulah mengapa di dalam Al Quran ditegaskan :
“bahwa Islam adalah agama yang disempurnakan dan masuk Islam tidak ada paksaan”
bagi semua orang mu’min ?
Hal itu membuktikan bahwa apapun pilihannya sempurna karena tanpa paksaan !
Jadi semua terserah pembaca apapun pilihannya, karena :
“Iman mu menyelamatkan mu”
Oleh karena itu Al Quran memang harus dikaji dengan disertai membaca “Injil Kristus” dan bukan asal dibaca saja, maka sepantasnya Al Quran hanya layak bagi orang pandai yang barhati tulus dan berpikiran "netral", sebab orang tersebut menggunakan "akal sehat" dalam mengkajinya !Sehingga suatu saat orang tersebut akan mengetahui makna dari "kebenaran" yang hakiki di dalamnya.
Jadi hal itu jelas bahwa membaca Injil bagi semua orang mu'min mutlak harus dilakukan, sebab tanpa membaca Injil maka bagaimana mungkin para pembaca Al Quran bisa membuktikan bahwaAl Quran membenarkan kitab sebelumnya / Injil !
tersirat di Q.12.YUSUF : 111.
Q.12 YUSUF : 111 yaitu; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Karena Allah Maha Tahu maka tidak heran hal tersebut sudah terprediksi di dalam Al Quran itu sendiri, seperti sudah tertulis di Q.38:88.
Al Quran surat 38. SHAAD :88,
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran beberapa waktu lagi.
Makna dari ayat diatas jelas sudah terjawab dari kenyataan yang ada sekarang ini, bahwa hampir semua pembaca Al Quran bukannya membenarkan kitab sebelumnya / Injil, melainkan
memfitnahnya tanpa bukti yang sah dengan tuduhan "palsu". Sehingga berakibat para pembaca Al Quran tidak mau memahami siapa Yesus Kristus yang sesungguhNya yang tertulis di Injil, berarti dengan sengaja menolak untuk percaya kepada "Dia / Yesus" yang ber-hak memilih siapa saja yang tidak menolakNya untuk dibangkitkan dari kubur pada hari penghakiman !
Oleh karena
itulah sekali lagi perlu di’ingat dan diperhatikan: kalau seseorang menyangkal “Dia/ Yesus Kristus” yang
berada di sisi Allah serta telah diberi kuasa atas
Sorga dan Bumi, maka dihari penghakiman nanti di dalam Al Quran surat 25:23 sudah
memberikan gambaran bahwa Allah akan murka kepada yang bersangkutan,
Hal
itu sudah tersirat di surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan.
Coba
perhatikan sekali lagi ayat Q.25:23 diatas !
Mengapa dalam
ayat tersebut tersirat hanya menyinggung soal prilaku perbuatan terhadap
hubungan sesama manusia dan lingkungannya, yaitu dengan tertulis “amal yang mereka kerjakan”? dan tidak menyinggug soal ibadah yang dikerjakan ?
Walaupun amal
adalah bagian dari ibadah, tetapi ibadah itu sendiri lebih condong kepada
penyambahan kepada Allah dalam bentuk ritual.
Oleh karena
setiap agama mempunyai tata cara ibadah yang
saling berbeda untuk menyembah Allah Sang
Haliq, tetapi
jelas pada dasarnya semua agama mengajarkan kebajikan yaitu lebih dominan yang berhubungan dengan
perbuatan.
Oleh karena
itu isi dari ayat di Q.25:23 menjelaskan: walaupan
manusia telah mengerjakan perbuatan baik dengan ikhlas / amal tetapi
Allah tetap menolak sehingga tergambar sia-sia bagaikan debu berterbangan!
Penolakan
tersebut dikarenakan sewaktu orang yang bersangkutan hidup di Dunia
tidak meng’indahkan Wewenang yang sudah
diberikan Allah kepada Yesus Kristus yang berada disisiNya, sehingga apapun amal
perbuatan yang dikerjakan orang tersebut akan sia-sia dihadapan Allah!
Q.25:23 makna isinya merupakan kebalikan dari apa yang sudah tertulis di dalam Al Kitab
/ di YAKOBUS.2, yaitu: isinya ditujukan
bagi mereka yang tidak melakukan perbuatan walaupun
sudah percaya Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan juru selamatnya!
YAKOBUS.2:17&26
17- Demikian
juga halnya dengan iman: jika iman tidak
disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.
26- Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah
mati
Itulah ayat-ayat dalam Al Quran dan
Alkitab yang mempunyai tujuan memperingatkan manusia sesuai dengan apa yang
belum diketahuinya.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa:
- Rasul
Muhammad dengan Al Quran memberikan peringatan bagi mereka yang belum
mengenal Tuhannya, supaya jangan sia-sia amal
perbuatannya.
- Rasul di AlKitab dengan pesannya memberi
peringatan bagi mereka yang sudah ber iman kepada Tuhannya (Yesus Kristus) supaya jangan
sia-sia imannya.
Itulah
kebenaran Al Quran yang merupakan hubungan tersembunyi terhadap Al Kitab.
Jadi hanya waktu yang bisa menjawab bagi para pengkaji Al Quran untuk mengetahui sebuah kebenaran yaitu sesuatu yang tidak dapat disangkal lagi !
Jadi kalau tidak tahu duduk persoalannya maka perdebatan antara Al Quran dan Injil merupakan "kebiasaan" karena selalu tidak akan mendapatkan titik temu !
Akan tetapi mengkaji Al Quran disertai baca Injil, hal itu sangat "luar biasa" karena akan membuka tabir yang menyelubungi pikiran pembaca, sehingga menemui titik temu menuju kepada pengertian yang hakiki tentang "Tuhan" Yang Esa !
Ringkasan akhir atas penjabara panjang diatas:
AL Quran diturunkan 600 tahun setelah Injil beredar di jazirah arab, dimana semua umat manusia yang berpedoman pada kitab Al Quran meyakini bahwa Allah sendiri yang berkata-kata yang disampaikan melalui malaikat jibril.
Oleh karena itu Al Quran bertujuan memberikan pelajaran serta peringatan kepada semua orang awam dan kepada orang-orang Mu’min kususnya yaitu orang-orang yang berserah diri kepada Allah tetapi belum mengenal siapa sesungguhnya “ sosok Dia” yang selalu disebut-sebut oleh Allah dalam ayat Al Quran dengan sebutan: Tuhanmu, Tuhan kita, Tuhannya, Tuhanku !
Selain itu Al Quran merupakan pelajaran dizaman itu yang memberikan petunjuk kepada pembacanya dalam mengambil kesimpulan disaat mengkajinya untuk memahami antara kebenaran atau kebohongan akibat pengaruh "ucapan orang kafir" terhadap kisah yang sudah tertulis di dalam kitab sebelumnya / Injil. Pada dasarnya kitab Al Quran mendukung kebenaran dari kitab sebelumnya / Injil hanya saja di sampaikan secara tersamar, dengan demikian kalau pembaca Al Quran tidak pernah membaca Injil maka tidak akan mungkin bisa membuktikan bahwa Al Quran kitab yang mendukung kebenaran dari kitab sebelumnya / Injil.
Oleh karena itu segala ayat-ayat yang tergolong samar-samar disebut " ayat mutasyabihat", dan apabila orang yang mengkajinya mengikuti ayat-ayat mutasyabihat (Q.3:7) tanpa dikaji mendalam maka mereka akan memfitnah kisah yang ada pada kitab sebelumnya, contohnya
mereka menelan mentah-mentah kalimat utama yang mempunyai "pengertian tersembunyi" seperti kalimat: “tidak ada Tuhan selain Allah” maka akibatnya secara bathin menjadi fatal
karena menyangkal Tuhannya yang akan membangkitkan yang bersangkutan, yaitu Tuhan yang bernamaYesus Kristus yang terlebih dahulu dikenal sebelum ada Al Quran !
Oleh karena itu Allah sendiri memerintahkan kepada rasul Muhammad agar menyebut nama Tuhanmu pada waktu pagi dan petang (Q.76:25), dimana ayat tersebut tergolong mutasyabihat jadi untuk memahami tentangsiapa nama Tuhan itu maka harus diselidiki dengan mendalam pada saat mengkajinya. Sebab Al Quran untuk membenarkan kembali kitab sebelumnya yaitu tentang sosok kisah nabi pembawa Injil tetapi bukan memakai nama asli Yesus Kristus melainkan dengan menggunakan nama samar yaitu "Isa". Karena Allah Maha Tahu maka Allah lebih tahu kepada nama siapa yang "HAK" atas sebutan Tuhan yang berkuasa atas dunia akhirat(Q.2:91). Jadi karena Al Quran menceritakan kembali sosok nabi pembawa Injil hanya dari sudut pandang sifat raga kemanusiaan saja, maka tidak akan mungkin Allah keliru
sehingga tidak mungkin melampaui batas dalam penjelasan kembali yang menyangkut / menyinggung wewenang terhadap nama asli Yesus Kristus yang sudah terlebih dahulu tertulis di Injil.
Oleh karena Allah Maha Tahu bahwa manusia enggan mengkaji dengan mendalam maka di dalam Al Quran banyak tertulis ayat-ayat bernada peringatan yaitu gambaran akan hukuman-hukuman akhirat atas konsekuensi dari penyangkalan terhadap Tuhanmu itu, bahkan ayat-ayat tersebut yang bernada peringatan bisa dibilang menteror manusia yang pembacanya, hal itu bertujuan agar para pembaca sadar mencari tahu siapa Tuhan yang sekejam itu ( contoh Q.19:71) !
Hal itu pasti tidak akan diketahui yang bersangkutan kalau tidak membaca kitab sebelumnya / Injil. Jadi kalau sekarang Injil dianggap palsu, sehingga tidak mau membacanya maka tidak akan tahu alasan tersebut diatas selama-lamanya , akhirnya hanya kebenaran “siksa kuburlah” yang diyakini oleh yang bersangkutan !
Dengan demikian “Imanmu menyelamatkanmu” artinya kebenaran yang kamu yakini menjadi kenyataanmu.
Jadi perlu diingat:
Dalam Injil Yesus Kristus diwaktu hadir ke dunia sebagai Anak manusia berkata:
Dirumah Bapaku banyak tempat tinggal, aku menyediakan tempat bagimu !
Setelah 600 tahun kemudian sampai sekarang Allah menghimbau siapa saja pembaca Al Quran agar:Berdo’alah: “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.”(Q.23:29)
Jadi jelas Yesus dahulu disaat hadir kedunia sesungguhnya hanya wujudnya saja'lah “sebagai Anak Manusia” jadi setelah Yesus bangkit dari antara orang mati (dimasa itu) tidak ada salahnya sampai sekarang “Dia” disebutan Tuhan kita , bagi yang paham !
Oleh karena itu setelah nama sosok nabi pembawa Injil tidak ditulis dengan nama aslinya (Yesus), maka setelah Al Quran beredar keseluruh penjuru dunia tidak diherankan timbul perbedaan pendapat tentang siapa Tuhan Yang Esa (dan perlu diingat "bukan siapa Allah Yang Esa" yang diperdebatkan), perbedaan pendapat tersebut dikarenakan semua ayat-ayat Al Quran yang ada tertulis suku kata "Tuhan" tidak disertakan dengan nama jelasNya (yaitu Yesus Kristus), oleh karena di dalam Al Quran tidak tertulis inisial dari “nama Tuhan” maka kitab Al Quran disebut universal karena tidak berpihak kepada Yahudi maupun Nasrani sehingga Al Quran merupakan pelajaran terutama memberikan penjelasan kembali tentang gambaran sekilas sosok nabi pembawa Injil dengan netral, supaya dikaji oleh masing-masing pembaca untuk memilih secara bebas dari hasil penilaian ayat yang menegaskan antara makna kebenaran maupun kebohongan, itulah cermin demokrasi (contoh; ayat tentang kebenaran Q.19:33-34 dan ayat tentang kebohongan Q.4:156-157. Itulah yang dimaksud ayat di Q.38:88 yaitu kebenaran yang suatu saat akan diketahui pembaca Al Quran). Perbedaan pandang tersebut bukan karena kesalahan Al Quran akan tetapi diakibatkan karena manusia dalam mengkajinya tidak teliti dan tidak disertai ilmu pengetahuan kitab-kitab sebelumnya dan tidak hati-hati terhadap gangguan yang pasti dari kekuatan syaitan yang jahat (Q.72:2), sebab sesungguhnya pembaca Al Quran kalau dilandasi dengan hati yang tulus maka pembaca akan tahu siapa sosok Tuhanmuyang harus disembah / yang telah dikatakan Allah (Q.3:18 & Q.19:65). Oleh karena itu sampai hari ini kitab Al Quran adalah kitab suci satu-satunya di dunia yang mutlak harus dikaji untuk ambil kesimpulan bagi semua orang yang berpegang pada kitab tersebut !
Jadi intinya Al Quran diturunkan pada zaman itu di daerah konflik antara kaum Nasrani yang percaya Yesus Kristus dan kaum Yahudi yang kafir kepada Yesus Kristus nabi pembawa Injil (Q.4:156), dimana ayat Al Quran pertama diturunkan hanya kepada rasul Muhammad saja jadi disaat itu hanya ada kaum“Mu’min” dan belum ada umat Islam pengikut rasul Muhammad yang menerapkan peraturan hidup berdasarkan syariat Islam karena disaat itu belum tersusunnya kitab Al Quran dan kitab Hadits ( Hal ini yang perlu dipahami).
Oleh karena situasi konflik disaat itu maka Allah Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana bahwa nama nabi pembawa Injil yang bernama Yesus Kristus sudah terlebih dahulu dibenci oleh kaum Yahudi, maka unuk menghindari antipati terhadap nama tersebut semua ayat Al Quran yang mengisahkan nabi-nabi terdahulu ditulis dengan nama aslinya kecuali untuk sosok nabi pembawa Injil memakai nama samar yaitu :Isa Almasih, dengan demikian ayat ayat-
tersebut tergolong samar atau disebut "mutasyabihat”.
Sejak saat itu rasul Muhahammad diperintahkan Allah supaya dengan susunan ayat-ayat yang diterimanya bertujuan memberikan pelajaran dan penerangan (Q.36:69) kususnya kepada kaum "Mu'min" yaitu kaum yang berserah diri kepada Allah tetapi belum ber-iman kepada Tuhannya (Q.16:98-99) dan memberikan peringatan kepada kaum yang membangkan terhadap berita gembira / Injil (Q.19:97), jadi jelas pada awalnya ayat-ayat Al Quran yang bernada ancaman ditujukan kepada kaum Yahudi yang membangkang terhadap Injil / berita gembira.
Setelah berjalannya waktu sekian lama dimana ayat-ayat yang telah diterima rasul Muhammad kemudian tersusun menjadi satu kitab yang disebut "Kitab Al Quran". Maka mulai dizaman itu kaum Mu'min wajib membaca "Kitab Al Quran." Kenyataan yang terjadi mulai dizaman itu sampai hari ini hampir semuanya orang Mu'min yang masih berpikiran netral kemudian mereka setelah mengkaji Al Quran mereka lebih condong untuk mengikuti / ber-iman kepada ayat mutasyabihat (Q.3:7) akibatnya “mereka” menjadi kelirusehingga menganggap hanya kaum “mereka” saja yang sempurna sedangkan semua kaum yang lain dinyatakan sesat “bagi mereka”, memang “mereka” taat memuji-muji kebesaran Allah Yang Maha Agung. Karena “mereka” beriman kepada ayat mutasyabihat tanpa dikaji lebih mendalam maka “mereka”memegang pengertian harfiah saja terhadap kalimat "tidak ada Tuhan selain Allah", akibatnya “mereka”dengan sadar dan nyata menjadi kaum yang menyangkal sosok Tuhan yang telah diberi kuasa membangkitkan semua orang dari alam kubur yang percaya kepadaNya (guna dikumpulkan untuk dibawa menuju "pengadilan Allah" pada hari penghakiman). Karena selagi masih hidup di dunia “mereka”menyangkal sosok Tuhan yang berkuasa maka keadaan “mereka” pada hari kiamat "celaka" karena tidak punya pengharapan lagi untuk ikut dikumpulkan (Q.25:23) agar mendapatkan pahala atas amal ibadahnya masing-masing dari Allah Yang Maha Adil. Dengan demikian “mereka” termasuk orang-orang yang merugi karena amal ibadahnya sia-sia belaka (Q.34:26) sebab tidak ada yang membawanya kepada pengadilan Allah sehingga tetap tertinggal dalam "alam siksa kubur yang kekal." Sekalipun diantara kita setelah mengkaji Al Quran ada yang sependapat dengan “mereka” maka hal itu tidak bisa dipersalahkan, karena hasil pilihan tersebut adalah “yang Hak” bagi setiap pikiran orang yang memang sesuai dengan isi hatinya. Oleh karena itu Al Quran harus dikaji berulan-ulang selama “orang yang bersangkutan” masih hidup di alam nyata/zhahir, supaya “mereka” yang telah keliru menyangkal Tuhannya menjadi sadar setelah memahami ayat-ayat yang merupakan "peringatan" (Q.68:52). Ayat peringatan tersebut nyata tersirat di dalam Al Quran itu sendiri. Dimana ayat-ayat tersebut jelas sebagai gambaran tentang keadaan “orang Mu'min yang keliru” karena semasa hidupnya telah menyangkal sosok Tuhan yang berkuasa atas hari berbangkit, yaitu menggambarkan pengakuan “mereka” setelah terlambat ada di alam kubur yang kekal (Q.36:52). Oleh karena itu kita harus sadar begitu pentingnya Al Quran diturunkan di masa itu dengan tujuan memberikan sarana pelajaran (Q.36:69) dan “peringatan” kepada orang-orang yang membangkang terhadap kitab sebelumnya yaitu “kabar gembira/Injil” (Q.19:97), akan tetapi kenyataannya hampir semua orang yang mengkajinya tidak teliti serta tidak waspada akan gangguan dari kekuatan syaitan yang terkutuk (Q.16:99-98)(Q.25:29), akibatnya makna yang hakiki dari tujuan Al Quran yang sesungguhnya menjadi terabaikan sehingga semua ayat mutasyabihat merupakan "Misteri Al Quran" selamanya bagi pembaca !
Oleh karena itu tulisan dalam blog ini mengajak para pembaca berpikir kembali, apakah kita sudah meneliti Al Quran dengan benar? Agar kita tidak keliru seperti “mereka”!
Jadi yang perlu dipahami bahwa
setelah Al Quran beredar keseluruh dunia, dari awalnya
"nama nabi pembawa Injil" tidak ditulis dengan "nama aslinya".
Maka mulai saat itulah timbul sebuah dilemma bagi hampir
setelah Al Quran beredar keseluruh dunia, dari awalnya
"nama nabi pembawa Injil" tidak ditulis dengan "nama aslinya".
Maka mulai saat itulah timbul sebuah dilemma bagi hampir
semua orang yang hanya membaca Al Quran saja.
Sehingga memperdebatkan lagi "siapa Tuhanmu !"
Bukan siapa Allahmu yang dipermasalahkan !
Dengan demikian kalau semua orang memahami begitu pentingnya
arti yang "HAK" dari sebuah nama disaat menyebut statusnya,
maka perdebatan antara Al Quran dan Injil tidak akan pernah terjadi lagi !
Sehingga memperdebatkan lagi "siapa Tuhanmu !"
Bukan siapa Allahmu yang dipermasalahkan !
Dengan demikian kalau semua orang memahami begitu pentingnya
arti yang "HAK" dari sebuah nama disaat menyebut statusnya,
maka perdebatan antara Al Quran dan Injil tidak akan pernah terjadi lagi !
Sebab jelas di saat sekarang dan nanti bahwa nama "Isa Al Masih"
hanya untuk sebutan sosok manusia / nabi pembawa Injil.
Sedangkan "Yesus Kristus" sebutan untuk nama Tuhanmu !
Sedangkan "Yesus Kristus" sebutan untuk nama Tuhanmu !
Contoh, kalau saja nama “Isa” di Q.3:45 ditulis dengan nama asli yaitu
“Yesus Kristus” seperti di Injil (memang hal itu tidak mungkin, tersirat di kitab Wahyu 22:19) ,
maka tidak akan pernah terjadi perdebatan karena jelas, tidak lagi tersamar.
Oleh karena Al Quran kitab yang “Hak” maka cerita tentang
“Isa Al Masih” tidak mungkin sama dengan kisah “Yesus Kristus”
Jika hal tersebut tidak dipahami
maka akan menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi.
TAMAT.
Copyright ©2010 misterikitabquran. Nara sumber: http://misteriquran.blogspot.com
Ref: Al Quran - Dept.
Agama RI .
1983 / 1984
Alkitab. Lembaga
Alkitab Indonesia .
cetakan 1982.